Jember – Nama lengkapnya “Yolanda Rachel Mediarsari Beru Barus”. Cukup panjang memang, namun dia punya nama kesayangan “Yola”, nama itu begitu mudah diingat.
Dikancah politik, kehadiran lajang cantik kelahiran, 15 Juni Tahun 1996 masih terbilang baru. Dia baru bergabung dengan Partai Golkar. Karena menurutnya, lambang partai Golkar memiliki makna yang sangat dalam. Pohon beringin, merupakan pohon yang tinggi menjulang dengan daun kecil, rindang dan sejuk untuk berteduh.
Karena itulah, Yola ingin mewujudkan kebenaran tentang sejuknya pohon beringin tersebut. Puji syukur, ternyata di Partai yang dipimpin H. Karimullah itu, Yola menemukan banyak teman, sekaligus guru politik.
Maju menjadi Calon DPRD, dari Daerah Pemilihan III. Daerah dimana kata banyak orang merupakan Dapil “Angker”. Yola tidak banyak memiliki bekal, namun pengalamannya disekolah, hingga lulus S2 membuat Yola muda terpacu mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Jember.
Tekadnya yang kuat, dan kegemarannya membaca buku membuat Yola memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Beberapa kawan organisasi, melihat potensi Yola cukup besar, hanya tinggal bagaimana dia harus memahami sinyal sinyal tertentu agar tidak menjadi kelinci percobaan bagi oknum tertentu.
Saat di tanya, apa bekal untuk menjadi Calon DPRD, putri semata wayang Bu Diyah tersebut mengaku masih harus banyak belajar dari senior-seniornya di Partai.
“Yola masih awam, Yola masih butuh bimbingan dari para senior dan pengurus Partai, mohon masukan dan bimbingannya, ya Om” ujarnya berharap.
Ada beberapa program yang dia siapkan selama turun ke wilayah, diantaranya adalah keinginannya untuk “Membangun Sumberdaya Manusia di Desa, Menuju Kemandirian Ekonomi”.
Selain itu, Yola juga pengen banget mengajak perempuan perempuan didesa menjadi lebih mandiri baik secara pendidikan maupun ekonomi. Yola melihat banyak yang bisa dilakukan, para pemuda – pemudi di desa dalam meningkatkan kualitas sumberdaya mereka.
Di era serba canggih ini, pemuda – pemudi di desa harus melek tehnologi, kemudian bisa manfaatkan tehnologi untuk meningkatkan perekonomian keluarga. Yola untuk turun ke masyarakat dibantu senior senior, mereka membantu Yola menjalin komunikasi dengan para tokoh di masing masing desa di lima kecamatan.
“Banyak suka dan duka saat mengunjungi masyarakat ” ujarnya.
Saat disinggung, bagai mana upaya Yola memberi pemahaman kepada pemuda pemudi didesa menguasai teknologi.? Dengan gaya bicaranya yang lepas dia mengaku tidak kesulitan, karena saat ini “Gadget” sudah dimiliki hampir seluruh pemuda didesa. Dengan begitu dirinya memberi tahu bagaimana menggunakan Gadget, menjual semua potensi yang ada didesa.
“Pentingnya Pendidikan Perempuan di Desa”
Bicara pendidikan, sebenarnya tidak ada perbedaan antara laki laki dan perempuan, namun demikian tidak sedikit masyarakat yang masih menganggap pendidikan formal itu bagi perempuan tidak cukup penting. Menghadapi yang seperti ini, dirinya mencoba berkomunikasi dengan ibu PKK di desa.
Dari hasil komunikasi dengan PKK diperoleh informasi masih banyak anak perempuan putus sekolah, ini semakin menarik baginya untuk terus melakukan pendekatan. Tujuannya hanya satu, bagaimana masyarakat tidak lagi membedakan anak laki laki dan perempuan soal menempuh pendidikan.
Selain itu, pendidikan yang cukup bisa membantu perempuan lebih memahami pentingnya mencegah terjadinya pernikahan dini.
“Yola akan terus bergerak mengajak perempuan di wilayah lebih memikirkan pendidikan yang cukup, karena akan menjadi salah satu pintu mencegah pernikahan dini” harapnya. (Arya)