Wakil Bupati Jember, Drs. KH. Abdul Muqit Arief, Kamis, 19 Maret 2020, memimpin rapat koordinasi sosialisasi pencegahan penularan virus corona di pondok pesantren di Kabupaten Jember
Rakor ini berlangsung di ruang kerja wabup, diikuti sejumlah instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jember serta Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Jember.
Secara khusus wabup mengundang sejumlah kepala dinas yang terkait dengan pesantren untuk membahas pencegahan penularan Covid-19 di sekitar 600 lebih pesantren yang ada di Jember.
Wabup menjelaskan, sebelumnya telah dikeluarkan kebijakan bahwa sekolah dan pesantren diliburkan untuk belajar di rumah masing-masing.
“Sekolah dan madrasah libur, tapi mereka tetap tinggal di pesantren,” ujar wabup.
Rapat koordinas ini untuk mendapatkan solusi guna mengantisipasi penyebaran Covid-19 di pondok pesantren.
Salah satunya dengan membuat surat edaran ke seluruh pesantren yang ada di Jember untuk ikut mencegah penyebaran virus ini.
Pemkab Jember juga akan melakukan penyemprotan disinfektan di pesantren. “Tidak kalah pentingnya adalah ponpes secara mandiri melakukan langkah preventif menghindari penyebaran Covid-19,” terangnya.
Upaya preventif itu diantaranya membatasi kunjungan untuk santri. Bahkan, jika tidak sangat penting kurangi menjenguk santri di pesantren.
Serta pesantren harus menyediakan tempat cuci tangan dengan air mengalir.
Pesantren juga diharapkan setiap hari melakukan kebersihan massal. Para santri melakukan pembersihan di tempat ibadah, kamar, dan ruang kelas.
Dari 600 pesantren di Jember, ada sekitar 100 pesantren yang santrinya mencapai ribuan. “Ini saya minta kepada Dinas Kesehatan untuk memberikan perhatian khusus, supaya pihak pesantren paham tentang covid-19 dan pencegahannya,” ungkapnya.
Untuk menjaga lingkungan masjid, wabup mengimbau, bagi warga yang mengalami batuk, flu, dan deman disarankan untuk tidak sholat ke masjid.
“Masjid untuk sementara ini tidak menggunakan karpet. Jadi karpet digulung untuk sementara. Untuk alasnya jamaah membawa sendiri dan diupayakan setiap hari dicuci,” jlentrehnya.
Di masjid juga disedikana cuci tangan. Namun, kata wabup, kebiasaan bersalaman lebih baik dibatasi untuk menghindari penularan.
Wabup juga berharap masyarakat agar tidak terlalu panik, tetapi tetap waspada. “Masyarakat harus tahu bagaimaan penularan dan mengantisipasinya. Jangan dianggap enteng,” katanya.
“Jangan mengganggap enteng dan jangan terlalu panik. Kita lakukan langkah yang sesuai arahan dari Dinkes dan pemerintah,” imbuh wabup.
Masyarakat juga diimbau untuk membatasi kontak yang tidak perlu. Terutama dengan masyarakat yang datang dari wilayah rawan penyebaran virus.
“Jember yang menjadi wilayah perlintasan, harus menjadi perhatian bersama dan lebih berhati-hati, karena banyak warga Jember atau yang melintas dari daerah rawan,” ungkapnya.
Sementara, Plt. Kadinkes, Dyah Kusworini Indriaswati, SKM, M., menyarankan santri tetap berada di ponpes dan tidak keluar.
“Selain diberikan edukasi, ponpes akan diberlakukan pembersihan, penyemprotan, dan pemeriksaan kesehatan,” katanya.
Pembersihan dan penyemprotan tidak harus dengan desinfektan, tetapi juga bisa dengan air deterjen.
Sementara itu, sampai Kamis, 19 maret 2020, terdapat 43 orang dalam pengawasan (ODP) dan 3 pasien dalam pengawasan (PDP). – (hafid/mutia/izza/*f2)