Jember – Taufiqurrahman (56 tahun), dikenal sebagai penghisap rokok yang bisa di bilang ibarat “Sepur Langsir” atau kereta api yang menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar. Bapak dari tiga anak ini tak pernah lelah mengkampanyekan tembakau asli Jember.
Dia tak lelah berkunjung Dari warung ke warung, Cafe ke Cafe hanya untuk melihat sejauh mana masyarakat perokok di Jember itu menggunakan tembakau asli Jember.
Dia sedikit heran karena tidak banyak menemukan anak-anak muda atau masyarakat membuat rokok sendiri (nglentheng dewe) dengan bahan baku tembakau asli Jember yang rasanya sudah dikenal oleh perokok seantero Indonesia.
Melihat kondisi seperti itu, dirinya tergerak membangkitkan kecintaan akan masyarakat kepada tembakau asli Jember. Karena selama ini masyarakat justru lebih nyaman dan bangga merokok dari produk daerah lain, yang rasanya jauh dibawah tembakau Jember.
Sementara di kota Kudus, Jawa Tengah dirinya justru menemukan para perokok yang membuat rokok sendiri dengan bahan dasar tembakau Asli Jember dan Besuki.
Baca Juga : Jember Diguyur Hujan Deras, Angin Kencang Bawa Terbang Payung Emak-Emak
Resky (25 tahun), warga Kota Kudus yang ditemui nya mengaku sudah 2 tahun dirinya tidak membeli rokok pabrikan, dirinya membuat rokok sendiri dengan bahan tembakau Jember di campur Tembakau Besuki. Dia juga menjelaskan, hampir setiap warung, cafe akan terlihat orang yang nongkrong membuat rokok sendiri, mereka lebih bangga dan lebih nyaman
“Saya sudah dua tahun tidak merokok yang diproduksi pabrikan, saya dan kawan-kawan nongkrong sambil melinthing tembakau asli Jember di campur dari Besuki, rasanya lebih enak dan membuat kita lebih irit” ujarnya.
Taufiq juga mengatakan, Jember dikenal sebagai penghasil tembakau dengan kualitas yang cukup menjual. Namun dirinya belum menemukan generasi muda yang bangga dengan produk andalan kotanya. Hingga Taufiq demikian biasa dipanggil melakukan studi banding ke kota Kudus yang dikenal sebagai kota “Keretek” karena adanya Perusahaan Rokok Kretek Jarum. Dia juga berkeinginan untuk menangkal maraknya peredaran rokok ilegal yang justru berasal dari daerah lain.
Dia berharap pemerintah bisa memfasilitasinya. “Saya hanya ingin Jember sebagai kota tembakau benar-benar punya kebanggaan, khususnya generasi muda Jember, di Kudus saja yang bukan penghasil tembakau tapi punya perusahaan rokok, anak-anak muda itu di warung-warung, cafe mereka membawa tembakau Jember dan Besuki, mereka buat rokok untuk dikonsumsi sendiri sambil ngobrol dan ngopi, tapi di Jember itu belum banyak dan perlu di galakkan rasa cinta produk lokal” ujarnya. (Wid)