Fakta Jember – Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Kahyangan bakal mendapat suntikan modal dari Pemerintah Kabupaten Jember.
Ini menyusul persetujuan Panitia Khusus DPRD Jember terkait raperda tentang penyertaan modal bagi perusahaan milik daerah yang memperoduksi kopi tersebut.
Pansus DPRD menyetujui Pemkab menyuntikkan modal senilai total Rp. 83 miliar. Anggaran ini akan digelontorkan secara bertahap selama lima tahun ke depan.
Wakil Ketua Pansus David Handoko Seto mengungkapkan bahwa penyertaan modal sebagai langkah penyelamatan perusahaan itu dari potensi mengalami kebangkrutan.
“Untuk yang tahun ini rencananya akan diberikan permodalan awal yang nilainya sekitar Rp15 miliar.,” kata David, Rabu, 9 Agustus 2023.
Menurut David, PDP Kahyangan memang nyaris bangkrut. Pendapatannya terus merosot seiring beragam masalah yang menerpa. Mulai dari salah urus manajemen hingga korupsi yang merajalela.
PDP Kahyangan tercatat menyumbang ke pendapatan asli daerah (PAD) Jember sebesar Rp100 miliar sejak berdiri pada tahun 1969.
Tapi, diperlakukan seolah ‘sapi perah’ yang hanya diambil hasilnya tanpa disertai upaya merevitalisasi alat-alat produksinya.
Tanaman karet, kopi, kakao maupun cengkeh selama ini dibiarkan kian menua dan tidak produktif. Begitupun juga dengan mesin pengolahan dalam pabrik yang usang tetap dipakai walau terseok-seok.
Menurut dia, penyertaan modal sebagai jalan terbaik memulihkan PDP Kahyangan. DPRD melakukan upaya menyiapkan beleid sebagai bentuk legitimasi pencairan anggaran.
“Setelah pembahasan di internal Pansus selesai, berikutnya Raperda Penyertaan Modal ini bakal diteruskan ke Biro Hukum Provinsi Jawa Timur untuk proses fasilitasi. Nanti tinggal DPRD menggelar rapat paripurna agar menjadi Perda dan permodalannya bisa dicairkan,” ujarnya.
Direktur PDP Kahyangan Jember, Sofyan Sauri berjanji bakal menggunakan dana segar penyertaan modal sebaik-baiknya melalui perencanaan yang matang dan pelaksanaan secara transparan.
“Salah satunya, kami telah memilki sertifikasi manajemen mutu ISO 9001 2015. Kemudian, pembenahan dan penertiban SDM fiktif, termasuk pembaharuan SOTK dengan analisis jabatan dan beban kerja,” ungkapnya.
“Jadi, kami memang memastikan dulu sistem manajemen terbangun, terbentuk dan diperbaiki sebelum menerima penyertaan modal ini,” ujar Sofyan.
PDP Kahyangan memiliki karyawan sekitar 1.200 orang. Terbagi atas karyawan PKWT/PKWTT sebanyak 924 orang, ditambah tenaga borongan.
Adapun luasan total lahan HGU mencapai 3.800 hektar. Namun, untuk yang tergolong produktif baru sekitar 2.000-an hektar karena faktor kontur tanah dan topografi.
“Kami telah memperhitungkan benar-benar supaya sehat dan menyumbangkan PAD. Secara total di tahun 2035 nanti atau 10 tahun yang akan datang, karena investasi di bidang tanaman butuh waktu,” tutup Sofyan. (achmad)