covid-19

Simpati untuk Mantan Napi

Wakil Bupati Jember, Drs. KH. A. Muqit Arief, kembali memberikan bantuan sembako dan uang saku kepada mantan narapidana Lapas Kelas IIA Jember yang pada Jum’at, 17 April 2020, bebas berkat program asimilasi dari pemerintah pusat.

Kali ini giliran 21 orang mendapat simpati dari Pemkab Jember. Mereka juga diantar menggunakan fasilitas Pemkab Jember hingga kembali ke keluarga.

Wabup menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Jember tetap melakukan pemantauan terhadap mantan narapidana itu.

“Terlepas dari kekurangan dan kelebihan, mereka adalah saudara kita,” ungkap wabup.

Ke depan, masih ujar wabup, mantan narapidana hendaknya dapat meningkatkan kehati-hatian dalam berbuat sesuatu dan tidak berbuat hal yang merugikan diri sendiri serta keluarga.

Dalam situasi darurat wabah covid-19, wabup berpesan agar mantan narapidana memperhatikan dan melakukan anjuran-anjuran untuk mencegah penyebaran virus tersebut.

“Seperti tidak berkumpul, menjaga kebersihan, jaga kesehatan, dan lain sebagainya,” tutur pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Silo ini.

Kepala Lembaga Pemasyarakat Kelas II A Jember, Yandi Suyandi, mejelaskan, total keseluruhan warga binaan lapas yang bebas dengan program asimilasi sebanyak 216 orang. Ada juga 16 narapidana yang murni bebas di luar program itu.

Mereka yang bebas berkat asimilasi tetap diawasi. Pengawasan bekerjasama dengan balai pemasyarakatan, kejaksaan, serta polres, polsek, dan koramil setempat. “Bahwasanya mereka dibebaskan berkat program asimilasi dari pemerintah,” jelasnya.

Kalapas juga menjelaskan, pembebasan narapinda ini akan ada tahap selanjutnya. Ini sesuai peraturan pemerintah berlakunya sampai 31 Desember 2020.

Semisal nanti ada napi yang bebas asimilasi melakukan tindak pidana lagi, mereka akan dipidana baru dan sisa pidananya ditambah. Mereka juga tidak bisa lagi dibaurkan dengan tahanan atau narapidana yang lama.

Baca Juga :  Mulai Atur Pasar dan Tapis Pendatang

“Bekal untuk mereka selain mendapat uang saku, dan sembako, serta diantar sampai rumah masing-masing menggunakan fasilitas pemerintah, mereka juga digembleng secara kepribadian, keagamaan, keimanan, dan kepercayaan kepada Sang Kuasa,” ujarnya. (mutia/hafid/*f2)

 

Bagikan Ke: