Jember – Pelaksanaan PPDB (Penerimaan Pendaftaran Didik Baru) tahun ini sangat menguntungkan lembaga sekolah dan orang tua, hal ini disampaikan Kepala Sekolah SMPN 1 Jember, Syaiful Bahri, saat ditemui diruang kerjanya, Senin, 14 Maret 2022.
Menurutnya, penerimaan tahun ini sangat berbeda dengan tahun sebelumnya, pertama dari sisi waktu, tahun sebelumnya pelaksanaan penerimaan biasanya dilakukan pada bulan Mei, dimana semua lembaga sekolah dan guru disibukkan dengan berbagai macam kegiatan, seperti ujian akhir sekolah, penilaian akhir, dan masih ada kegiatan penerimaan, sehingga sangat merepotkan guru bahkan menyita hari libur mereka.
Namun tahun ini, terobosan yang luar biasa, jadi penerimaan lebih awal, dan guru tidak terlalu banyak pekerjaan sehingga dapat lebih meringankan kerja mereka, dan yang paling senang adalah orang tua siswa, dengan begini mereka lebih tenang, karena bisa mengetahui sejak dini dimana anak mereka sekolah, dan yang paling penting adalah, ada pemerataan kualitas antara sekolah yang satu dengan yang lainnya.
Syaiful juga menjelaskan ada beberapa cara dalam mengikuti PPDB yakni melalui jalur prestasi, afirmasi, dan terakhir dengan sistem zonasi. Untuk yang pertama sudah bisa dipahami, calon siswa bisa masuk dari sisi akademis dan non akademis. Prestasi mereka akan menjadi acuan diterima tidaknya.
Yang kedua afirmasi, ini bisa dari keluarga yang orang tuanya pindah tugas, juga dari keluarga tidak mampu, bisa dilihat dari syarat seperti PIP atau PKH (Program Keluarga Harapan). Dan yang terakhir dari sistem zonasi,mereka sejak dini di jelaskan, bahwa sistem ini hasilnya tergantung dari pemenuhan kuota, misal kuota 50 siswa itu bisa terpenuhi atau tidak dengan radius misal 1 kilo meter, kalau terpenuhi, selesai sudah. Namun jika belum maka radius akan melebar, sampai kuota terpenuhi, jadi bukan kemudian ada anggapan kalau lebih dari radius 1 kilo meter tidak diterima, karena bisa saja ada yang radius lebih dari 2 kilo meter diterima, karena kuota belum terpenuhi.
Saat disinggung efektif tidaknya sistem zonasi, mantan kepala sekolah SMPN 7 ini mengatakan tidak efektif, karena dari data yang ada, tidak semua siswa yang tinggal di lingkungan Kampung using itu daftar di SMPN 2, juga Warga Durenan, karena ada ketakutan terhadap kewibawaan lembaga, mereka takut dengan sendirinya.
” Memang sangat berbeda sekali, PPDB tahun ini lebih menguntungkan bagi lembaga sekolah, selain soal waktu, beban pekerjaan, juga menguntungkan orang tua siswa, karena akan lebih tahu sejak dini, dimana anaknya sekolah, mereka akan lebih tenang dan nyaman” ujarnya.
Sementara ditempat terpisah, Sujoko (46 tahun), orang tua calon siswa yang anaknya tahun ini masuk SMP mengatakan, tahun ini lebih enak, cepat, dan bisa lebih awal tahu kalau anak saya diterima dimana, semoga tahun yang akan datang tetap seperti sekarang.
“Enak tahun ini pak, kita sudah selesai dan akan lebih tahu dari awal, kalau tahun lalu bingung pas tidak diterima dan harus cari sekolah lain yang belum tentu ada” ujarnya. (Arya)