Jember (Fakta Jember) – Bupati Jember Faida mengaku harus memulai dari nol untuk memperjuangkan nasib ribuan guru tidak tetap (GTT).
Hal ini disampaikan Bupati dalam silaturahmi dengan sekitar 1.676 GTT SDN dan SMPN se-Kabupaten Jember di Aula PB. Soedirman Pemkab Jember, Kamis (8/2/2018).
“Sejatinya ini memulai dari nol. Kita cari datanya ke sekolah – sekolah,” jelas Faida kepada wartawan usai silaturahmi.
Silaturrahmi bupati dengan GTT dibagi menjadi tiga gelombang, 8 sampai 10 Pebruari 2018.
Menurut bupati, gelombang pertama bertemu dengan GTT yang pada tahun 2017 tidak diusulkan pihak sekolah untuk mendapatkan surat penugasan.
Data mereka juga tidak ada di Dinas Pendidikan dan Badan Kepegawaian Daerah.
Kondisi ini yang membuat pemerintah mencari data GTT ke sekolah – sekolah, sekaligus melakukan verifikasi dan validasi.
Dalam silaturahmi ini, bupati membagikan blanko harapan. Dari harapan yang ditulis para guru ini, bupati berjanji melakukan penataan.
Bersamaan dengan penataan tersebut, bupati memberikan surat penugasan melalui Kepala Dinas Pendidikan.
Selain itu, Bupati berharap dengan blanko harapan ini pendistribuan GTT bisa lebih baik. “Makanya blanko harapan ini harus di isi, supaya di tahun 2018 penataannya lebih baik, ” tuturnya.
Terkait honor GTT, Bupati menjelaskan sumber dana dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebesar 15 persen dan Program Pendidikan Gratis sebesar 25 persen.
“Kalau BOS dan PPG dikelola dengan baik, nyatanya mereka (GTT, red) bisa menerima 1,2 juta,” lanjutnya.
Menurutnya, anggaran untuk pendidikan itu minimal 20 persen. Sedangkan di Kabupaten Jember anggarannya sudah lebih 30 persen.
“Kalau itu masih tidak bisa menyejahterakan, bukan anggarannya yang kurang tapi pendataan dan distribusi anggaranya yang salah,” pungkasnya.
Sementara itu, Imam Syafi’i, GTT dari SDN 5 Wringin Agung, merasa senang karena sudah diundang untuk hadir dalam silaturahmi dengan bupati.
“Saya senang sekali. Semoga oga kedepannya GTT di Jember tertata lebih baik lagi,” ungkapnya. (tom)