PEMERINTAHAN

Perjuangan Warga Tegalboto Berhasil, Akhirnya Kebijakan Sistem Satu Arah (SSA) 24 Jam Dicabut

Pemberlakuan SSA secara resmi dicabut hari ini, Jumat, 4/11/23. Foto by : faktajember.

Jember – Setelah berjuang keras menolak pemberlakuan sistim satu arah di wilayah kampus UNEJ, warga mendapat kabar, kalau pemberlakuan Sistem Satu Arah akhirnya dicabut secara resmi, hari ini, Jumat 3/11/23.

Pencabutan itu disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jember Agus Wijaya.

“Kita mencabut SSA 24 jam namun kita tetap memberlakukan SSA di jam tertentu yaitu dua jam pagi hari dan dua jam sore, dan kita akan terus lakukan peninjauan” ujar Agus Wijaya Jumat (3/11/2023).

Dia juga menyampaikan permohonan maaf karena selama pemberlakuan SSA 24 Jam (sebelumnya) masih belum bisa melengkapi fasilitas untuk masyarakat. Dirinya juga menegaskan akan terus melakukan pengawasan terhadap lalu lintas kampus hingga dinas – dinas terkait sehingga kawasan eduwisata terwujud.

“Memang lalu lintas ini sifatnya adalah dinamis, sehingga masyarakat di kawasan Tegalboto ini bisa merasakan lalu lintas yang aman, lancar tertib dan terkendali” papar Agus Wijaya.

Sementara itu Anggota Komisi C DPR Jember Mashuri menanggapi bahwa langkah yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Jember harus juga melibatkan suara atau pendapat masyarakat.

“Komunikasi adalah kunci, tolong bagi masyarakat yang mengalami (SSA 24 jam) pemerintah daerah juga turut merasakan itu, saya bersyukur SSA 24 jam dicabut” tegas Mashuri.

Mashuri juga berharap setelah SSA 24 jam dicabut masyarakat tidak lagi mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi karena akan membahayakan pengendara yang lain.

Dengan keputusan dicabutnya SSA 24 jam menjawab keresahan masyarakat atas keluhan – keluhan yang bermunculan selama uji coba. SSA di area kampus tetap diberlakukan di jam tertentu saja.

Novi (20), mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya mengaku senang dengan pencabutan kebijakan SSA 24 Jam, hari ini. Karena menurut lajang asal Kota Lumajang ini kebijakan itu sangat merugikan warga seputar kampus, terlebih mahasiswi seperti dirinya.

Baca Juga :  Jember Jadi Tuan Rumah Puncak Galang Gerak Budaya (GGB) Tapal Kuda

Kedepan, dirinya berharap jika pemerintah akan melakukan kebijakan baru harus diawali dengan kajian yang menyeluruh, masyarakat hendaknya diberi ruang untuk memberikan masukan, sehingga hasil keputusannya menjadi baik bagi semua, tidak hanya sekedar setengah setengah, dan ini sebagai pelajaran bagi pemerintah dalam hal ini dinas perhubungan.

“Ini kemenangan warga Tegalboto, atas perjuangannya menolak sistem satu arah, dan pemerintah kedepan harus lebih berhati hati membuat kebijakan, semoga kedepan Kadishub dan jajarannya lebih banyak mendengar masukan masyarakat sebelum mengambil keputusan” tegasnya.

Baca Juga : Warga Bandealit Tempurejo Bakal Tersenyum Setelah Pemkab Jember Mulai Lakukan Perbaikan Jalan

Ditempat berbeda, Pegiat NGO Jember Gigih Prakoso mengapresiasi dinas perhubungan yang berani mencabut kebijakan SSA demi kenyamanan dan keamanan warga, dan ini sebuah sikap yang patut dihargai. Saat disinggung tentang apakah pencabutan ini merupakan kemenangan warga, lajang satu ini mengatakan bukan soal kalah atau menang, intinya bagaimana pemerintah merespon kehendak warga demi kenyamanan dan keamanan semuanya.

“Maaf ini bukan soal kalah atau menang, tapi bagaimana pemerintah merespon baik keinginan masyarakat demi kenyamanan dan keamanan” ujarnya. (Madek)

Bagikan Ke: