Jember, FaktaJember.com – Pemerintah Kabupaten Jember dibawah kepemimpinan Faida dan Abdul Muqit Arief menorehkan prestasi di bidang pengendalian penduduk.
Duet “Halal dan Gratis” ini berhasil mengendalikan penduduk dengan keikutsertaan KB baru. Jember tercatat terbanyak peserta KB baru semua metode kontrasepsi se-Jawa Timur.
Keberhasilan tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Pemkab Jember Ita Poeri Andayani.
“Kita mengucapkan syukur atas pencapaian ini, yang tidak mudah kita lakukan. Ini bukti kami tetap bekerja melayani masyarakat dimanapun,” tutur Dra. Ita Poeri Andayani.
Ditemui di ruang kerjanya, Kamis (22/2/2018), Ita mengungkapkan capaian keberhasilan itu diraih dengan mengerahkan segala potensi.
“Dan kita buktikan sekarang, dengan mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur,” tuturnya. “Ini berkat dukungan dari semua pihak. Kami tidak bisa bekerja sendiri,” imbuhnya.
Meski telah mencapai prestasi, Ita menegaskan masih ada tantangan yang lebih berat kedepan. Untuk menghadapinya, lanjut Ita, butuh dukungan dari semua organisasi perangkat daerah dan instansi lintas sektoral di Jember.
Sementara itu, Kepala Bidang Institusi Peran Serta Masyarakat Advokasi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi DP3AKB Suprihandoko menambahkan, penghargaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur ini benar benar perwujudan sinergisitas antar-OPD dan lintas sektoral.
“Setiap tahun kita bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, RS Bina Sehat Jember, Kodim 0824 Jember, PKK, dan didukung penyuluh di 31 kecamatan, yang berjibaku bekerja melayani masyarakat,” jelasnya.
Kerja-kerja yang dilakukan oleh DP3AKB, masih Suprihandoko, yakni berupaya melakukan pendewasaan usia perkawinan. Hal ini bekerja sama dengan sekolah sekolah dengan membentuk pusat informasi dan konseling.
“Ini untuk menyiapkan generasi emas Kabupaten Jember,” ujarnya.
Berikutnya, pengaturan kelahiran dengan penggunaan alat, obat, dan metode kontrasepsi. Ada tujuh macam metode, yakni kondom, pil, suntik, susuk, IUD, MOP, MOW.
“MOP dan MOW setiap tahun kita bekerja sama dengan RS Bina Sehat Jember,” ungkapnya.
Menurut Suprihandoko, angka partisipasi masyarakat untuk mengikuti program keluarga berencana luar biasa.
Lebih jauh dijelaskan, pasangan usia subur di Kabupaten Jember mencapai 491.043. Capaian partisipasi kepesertaan KB, hingga memperoleh penghargaan, mencapai 75.141 orang. Mereka menggunakan alat, obat, dan metode kontrasepsi, “Pada tahun ini mereka tidak hamil,” Suprihandoko.
Penggunaan alat kontrasepsi yang mendapatkan penghargaan, yakni IUD sebanyak 2.046, MOW 867, MOP 77, Kondom 1985, implan /susuk 5.678, suntik 35.944, dan pil 28.544.
“Partisipasi dan peran serta masyarakat di seluruh Kabupaten Jember dalam rangka penggunaan alat, obat, dan metode kontrasepsi untuk mencegah kehamilan,” terang Suprihandoko terkait penghargaan yang akan diberikan Pemprov Jatim pada 28 Pebruari nanti di Surabaya.
Angka pengendalian kelahiran, tambah Suprihandoko, sebesar 96,24 persen. Ini diperoleh dari 491.043 pasangan usia subur di tahun 2017, sebanyak 472.571 pasangan berhasil dimotivasi untuk tidak hamil.
Sementara pasangan yang benar-benar menginginkan kehamilan cukup kecil, yakni 3,76 persen atau sebanyak 18.472.
“Bisa dibayangkan apabila hamil semua. Akan ada efek, setidaknya lima tahun kedepan,” jelasnya. (mad)