Dinas Kesehatan dan Dinas Perikanan Kabupaten Jember bersama Loka POM Jember menjelaskan hasil penanganan terhadap kasus keracunan masal yang terjadi saat malam tahun baru 2020. Cara pengawetan dan pengolahan ikan diduga penyebabnya.
“Penyebab pasti keracunan dari ikan tongkol. Tapi, untuk kandungannya masih menunggu hasil laboratorium lebih lanjut. Kami tidak mencurigai adanya bahan-bahan lain,” terang Plt. Kepala Dinas Kesehatan, Dyah Kusworini, SKM.
Korban keracunan ikan tongkol sejak malam pergantian tahun tercatat 250 orang. Sampai Kamis, 02 Januari 2020, masih terdapat 2 orang yang menjalani rawat inap di fasilitas kesehatan. Selebihnya telah diperbolehkan pulang.
“Sebagian besar pasien ini keluhannya diawali dengan gatal, panas dalam tubuh, pusing, mual, ada yang muntah, dan membuat badan gemetar,” ungkapnya, saat konferensi pers di Media Centre Pemkab Jember.
Karena itu, Kadinkes mengimbau warga, apabila merasa ada gangguan kesehatan seperti itu untuk segera ke fasilitas kesehatan terdekat. Jika memerlukan angkutan untuk ke puskesmas disiapkan ambulans, tinggal hubungi 425-222.
Kadinkes juga mengungkapkan, semua fasilitas kesehatan sudah disiapkan untuk pengobatan. “Termasuk di RS Jember, sudah disiagakan untuk menerima rujukan pasien, dan gratis tanpa dipungut biaya,” terangnya.
Kepala Loka POM Jember, Any Koosbudiwati, mengungkapkan, terkait kasus ini dugaannya adalah kandungan histamin pada insang ikan tongkol yang meningkat, dan karena salahnya pengolahannya.
“Akan diambil tiga sampel ikan tongkol dari beberapa tempat untuk diuji histaminnya. Untuk uji kandungan lainnya sudah dilakukan di laboratorium yang ada di PBLK Jember,” terangnya. Untuk mengetahui hasilnya masih harus menunggu proses paling lama 14 hari.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Perikanan, Drs. Murtadlo MSi, mengatakan, ikan jenis apapun ketika dibiarkan begitu saja hilang kesegarannya.
Terjadinya kasus tersebut karena ikan dibiarkan tidak diawetkan dengan baik. Kasus itu karena histamin yang ada di ikan tongkol jenis Locok. “Memang masa segarnya pendek, tiga sampai empat jam,” terangnya.
Keracunan itu juga akibat terlalu banyak mengonsumsi ikan seperti itu, sementara “daya tahan tubuh kurang bagus. (izza/mutia/*f2)