BUDAYA

Mampukah Santri Pertahankan Jati Diri

Wakil Bupati Jember Drs. KH. Abdul Muqiet Arif (tengah) saat pembukaan seminar Santri Leadership : Strenght and Opportunity.

Jember (Fakta Jember) – Wakil Bupati Jember Drs. KH. Abdul Muqit Arief mengajak elemen pesantren untuk merenungkan daya tahan santri pada masa kini.

“Bisakah para santri mempertahankan jati dirinya untuk tetap sebagai santri di kehidupan yang ditekuni,” kata pria yang akrab disapa Kiai Muqiet ini, Sabtu (13/1/2018).

Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Silo ini mengatakan, pertanyaan itu perlu diajukan karena saat ini banyak santri telah menjadi sumberdaya manusia yang mumpuni secara akademik

Para santri itu, kata Kia Muqiet dalam seminar Santri Leadership : Strength and Opportunity, berperan di banyak lini kehidupan.

Lebih jauh dikatakannya, kemampuan akademik tersebut merupakan kekuatan yang dimiliki pesantren dan santri itu sendiri tatkala masuk ke ranah yang lebih luas.

 

Meski demikian, pertanyaan terkait daya tahan santri itu sangat penting. Ini menjadi bahan renungan dalam menilai peran santri dari aspek yang berbeda.

“Saling mendoakan menjadi orang yang bermanfaat dalam kehidupan, kesiapan mental fisik, memanfaatkan kesempatan yang ada menjadi akses untuk bidang apapun dan di tingkat apa saja,” harap Wabup di Gedung K-Link Kebonsari.

Seminar “Santri Leadership : Strength and Opportunity” diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Annuqayah (IAA) Eks Karesidenan Basuki.

Sebagai pembicara yakni pengasuh PP Annuqayah Prof. Dr. KH. Abdul A’la Basyir, Katib Syuriah PBNU KH. Miftah Faqih, M.A., founder Baturrahman Foundation USA C Holland Taylor, dan alumni sekaligus Bupati Banyuwangi H. Abdullah Azwar Anas. (mad)

Bagikan Ke:
Baca Juga :  Pemerintah Sepakat Jaga JFC sebagai Aset Budaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.