Jember, Faktajember.com – Bertujuan memerangi hoax, Kepala Kepolisian Resor Jember, Jawa Timur, Ajun Komisaris Besar Kusworo Wibowo mengundang Ratusan massa di Aula Auditorium Institut Agama Islam Negeri Jember, Senin (19/03/2018).
Acara akbar ini, dihadiri oleh beberapa ulama, Forkompimda, TNI, seluruh organisasi kemasyarakatan, Komunitas, Mahasiswa, Rektor, Presiden BEM, Partai Politik, KPU, Takmir Masjid, Kepala Desa, Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan Pengurus Muhamadiyah, se-Kabupetan Jember.
Acara bertajuk Melawan Hoax, Intoleransi, dan Politisasi Agamaitu, dihadiri pula oleh penceramah kondang Ustadz Arifin Ilham.
Dalam sambutanya kapolres Jember Ajun Komisaris Besar Kusworo Wibowo menuturkan akhir akhir ini banyak beredar berita berita HOAX yang berkembang di masyarakat, dimana berita tersebut banyak membuat was was dan meresahkan masyarakat. Untuk itu melalui acara ini kami menghimbau masyarakat untuk turut membantu memerangi Hoax.
“Selebihnya kurang lebih ada sekitar 42 adalah berita nasional bohong. Empat kejadian pun itu tidak terorganisasi, melainkan berupa insiden dengan orang yang mengalami gangguan jiwa. Itu pun tidak serta-merta (orang gila) menyerang, lalu diviralkan sehingga menjadi berita yang meresahkan masyarakat, untuk itu marilah kita bersama memerangi berita beri hoax tersebut agar supaya masyarakat Jember tetap merasa aman dan tidak was was lagi” paparnya.
Kapolres menambahkan Polisi akan menindak tegas penyebar dan pembuat hoax. “Tidak ada kata kompromi terhadap penyebar berita HOAX”.
Untuk itu kami menghimbau kepada para masyarakat tidak ikut ikutan menyebar berita Hoax, kami juga meminta masyarakat Jember membantu kami memerangi berita berita Hoax, jika menemukan berita berita Hoax silahkan bisa dilaporkan kepada Kami”, terangnya.
Hal senada juga disampaikan ustad Arifin ilham dalam tausiahnya menuturkan, agar tidak melakukan politisasi agama, terutama dengan memanfaatkan fasilitas ibadah seperti masjid, kuliah subuh, yang disusupi dengan agenda politik ini justru menjadi tidak baik nantinya, mengingat tahun 2018 adalah tahun pilkada, tentu akan banyak berita berita yang dipolitisasi demi keuntungan suatu kelompok, masyarakat hendaknya berfikir cerdas supaya tidak terpengaruh oleh berita berita yang bersifat politisasi atau Hoax” pungkasnya. ( rif)