Jember – Kabupaten Jember dikenal sebagai kota yang banyak melahirkan atlet-atlet bulutangkis luar biasa.
Dari Jember pernah lahir pebulu tangkis tingkat provinsi, nasional maupun internasional, seperti Mulyadi pebulu tangkis kelas dunia diera tahun 60-70 an. Setelah itu muncul nama Winarsih, Trikus Harianto, Edy Gunawan, Ika Heny, Eny Yulianti hingga era Febriana Dwipuji Kusuma.
Keberhasilan Febriana atau yang dipanggil Ana, menginspirasi beberapa pelatih di PB membangkitkan kembali semangat juara, perlu duduk bareng antara pelatih, penanggung jawab Club, dibawah komando Pengkab PBSI guna merumuskan bagaimana menghidupkan kembali program Pusat Pelatihan tingkat Kabupaten atau yang sering disebut Pelatkab.
Eny Yulianti, pelatih PB Jaya Raya mendukung jika Pengkab PBSI menghidupkan kembali pusat pelatihan tingkat kabupaten dengan menggandeng pemerintah untuk memberikan fasilitas tempat latihan.
Dulu, kata Eny, dirinya dilatih dan dibesarkan di GOR Argopuro, dan itu menjadi lebih baik jika semua PB nantinya bisa mengirimkan atlet-atletnya yang potensial dan memenuhi standar, kemudian dilatih oleh pelatih yang memiliki sertifikasi Nasional di gedung Argopuro.
Dirinya yakin dalam jangka waktu 4-5 tahun mendatang, bakal muncul atlet atlet juara dari Jember. “Wah saya setuju mas jika ada keinginan menghidupkan kembali pusat pelatihan kabupaten, dulu saat saya masih kecil di gembleng di pusdiklat kabupaten yang latihannya di gedung Argopuro itu ” terang Eny.
Baca Juga : 2 Atlet Peraih Medali Seagames Asal Jember Terima Reward Bupati
Selanjutnya Eny berharap ada campur tangan pemerintah kabupaten dalam hal ini bupati bersama Pengkab PBSI dan seluruh pelatih PB membangkitkan kembali pusdiklat atau sekarang disebut Puslatkab.
“Jika benar ingin menghidupkan Puslatkab, perlu keterlibatan pemerintah kabupaten dalam hal ini bupati Jember, agar bisa memberikan solusi tempat pusat latihan dengan menggunakan gedung olahraga milik pemerintah kabupaten yakni GOR Argopuro” harapnya.
Apa yang dikatakan Eny ternyata sangat diharapkan pelatih club lainnya. Seperti Bungkus Wagiyo misalnya, pria yang pernah menjadi manager puslatkab itu sangat setuju jika puslatkab kembali di hadirkan, disana bskal diisi atlet atlet yang benar benar memenuhi standar, juga pelatih yang mumpuni.
Soal Gedung Argopuro, Bungkus mengaku dulu pelatkab tetap dikenakan pajak walau tidak besar karena itu untuk pemasukan daerah. Dan itu bisa di bicarakan dan Pengkab bisa mengajukan permohonan kepada bupati.
“Wah saya sangat setuju jika ada keinginan menghidupkan kembali puslatkab, nanti bisa disusun formulanya, sehingga terisi atlet-atlet yang benar benar memenuhi kebutuhan puslatkab juga pelatihnya mumpuni, soal gedung nanti bisa dimohon kepada Bupati” urainya.
Baca Juga : PKL Di Alun-Alun Jember Di Pindah
Sementara pegiat olahraga Jember lainnya Lana Rumanta mengatakan puslatkab sangat perlu untuk melahirkan atlet-atlet nasional, namun dia menyarankan agar manager dan pengurus puslatkab nanti memiliki akses ke dunia usaha dan Perbankan, mengingat biaya puslatkab yang sangat besar dan itu perlu keterlibatan dunia usaha dan Perbankan.
“Puslatkab itu sangat perlu, namun yang harus di pikirkan adalah pengurus puslatkab harus punya akses ke pengusaha dan Perbank an, karena biaya puslatkab itu luar biasa besarnya” urainya.
Selanjutnya pria yang juga wartawan senior dibidang olahraga ini mengatakan, kedepan perlu duduk satu meja diantara para pihak dan pemerintah untuk membahas masalah puslatkab.
Ketua Pengkab PBSI Jember Ervan Priambodo saat dikonfirmasi terkait perlu tidaknya menghidupkan Puslatkab belum bisa memberikan masukan, mengingat kepengurusan baru pengkab PBSI belum terbentuk. (Wid)