faktajember.com | Kesehatan | Sabtu | 21 September 2019 | 09:12 WIB
Kaliwates – Sampah yang menghambat aliran sungai bisa menimbulkan penyakit yang menyerang lingkungan sekitarnya. Sungai pun perlu dijaga bersama.
Oleh karena itu, Bupati Jember Faida turut membersihkan sampah di Sungai Bedadung di Kelurahan Tegal Besar, Sabtu, 21 September 2019, dalam kegiatan World Clean Up Day.
“Ini lingkungan kita, tempat tinggal kita, dan bumi kita. Kalau bukan kita yang menjaga, lalu siapa yang menjaganya, karena yang hidup dan berdiri di atasnya adalah kita semua,” tutur Bupati.
Selain turun sendiri membersihkan sungai, Bupati juga mengerahkan jajaran instansi pemerintah seperti Dinas Lingkungan Hidup, Satpol PP, dan Dinas Perhubungan.
World Clean Up Day digelar di tiga tempat di Jember, yakni di Kecamatan Kaliwates, Balung, dan Ledokombo.
Gerakan ini adalah gerakan masyarakat yang dipelopori oleh para pemuda yang menjadi panitia dalam kegiatan ini.
Ada lebih dari 80 komunitas yang tergabung dalam gerakan ini. Hal ini merupakan bentuk kesadaran yang luar biasa.
Para pemuda menyadari bersih-bersih lingkungan adalah tanggung jawab bersama. “Ini adalah suatu kemajuan yang luar biasa, karena yang sulit adalah mengubah budaya,” Bupati memberikan apresiasi.
Bupati menyatakan, pemerintah telah membuat percontohan dengan menempatkan lurah yang mengerti manajemen sampah. Ini bertujuan membentuk kelurahan percontohan di bidang pengelolaan sampah.
Pemerintah juga memilih pemuda yang bergerak untuk melakukan perubahan pada lingkungannya, menjadi pemimpin untuk perbaikan lingkungan masing-masing.
“Manajemen sampah adalah masa depan kita. Kualitas hidup kita dan kebahagiaan kita juga ditentukan oleh bersihnya lingkungan kita,” ujar Bupati.
Masih banyak masyarakat yang membuang sampah ke sungai. Namun banyak pula anak muda dan komunitas yang mencintai lingkungan. Oleh karena itu, Bupati yakin lahirnya perda soal sampah akan mendapat dukungan luar biasa.
Jika lahirnya perda ini mendapat dukungan penuh masyarakat, maka implemntasinya juga akan mendapatkan dukungan penuh masyarakat.
Dengan perda sampah itu nantinya, bukan hanya sanksi. Ada pula operasi tangkap tangan bagi pembuang sampah sembarangan.
Sementara itu, Dandim 0824 Jember, Letkol Inf. Laode M Nurdin, yang turut ikut kegiatan ini menyampaikan, kegiatan ini adalah wujud nyata dalam suatu kegiatan, karena mengerahkan tenaganya untuk membersihkan lingkungan.
“Kegiatan ini eksekusinya kepada masyarakat, karena mereka sasaran yang jauh lebih penting. Kami selalu siap untuk melakukan bakti sosial, tetapi edukasi tentang sampah paling penting diberikan kepada masyarakat dan anak usia dini,” terangnya.
Dandim berharap, edukasi menjaga lingkungan dan membuang sampah diajarkan di setiap sekolah untuk menciptakan kesadaran lingkungan sejak dini.
Selaku leader WCDI (World CleanUp Day Indonesia) Kabupaten Jember, Pramuji menyampaikan, bahwa komunitas tidak bisa bekerja sendiri tanpa ada dukungan dari Pemerintah.
“Alhamdulillah, adanya dukungan dari pemerintah, ini suatu peluang bagi masyarakat untuk mempertanggungjawabkan sampahnya sendiri,” ungkapnya.
World CleanUp Day Indonesia ini berlangsung serentak di seluruh dunia. “Jadi Jember ikut pada hari ini, dan relwan ini nantinya akan menjadi tim edukasi sosialisasi bagaimana mengolah sampah yang baik kepada masyarakat,” jelasnya. (achmad)