Fakta Jember – Warga Negara Indonesia (WNI) Syarifah Arbain Apriana, korban selamat dari amukan Siklon Chido yang menerjang Pulau Mayotte, Prancis. Syarifah juga memastikan putrinya, Bataoul Zahra Said Hasani, dalam keadaan baik.
“Saya dan anak selamat, semua dalam keadaan baik saja. Terima kasih untuk saudara, teman-teman dan saudara atas doa dan perhatian, Alhamdulillah kami selamat,” kata Syarifah dalam video yang diterima rri.co.id dari KBRI Paris, Senin malam, 16/ Desember 2024.
Syarifah mengatakan, dampak dari Siklon Chido, rumahnya rusak. Di dalam video Syarifah, terlihat rumah rusak bahkan roboh akibat terjangan badai.
“Rumah saja yang rusak, atap rumah rusak. Saya dan anak selamat,” ucapnya.
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Prancis, Mohamad Oemar mengatakan, Syarifah berprofesi sebagai ibu rumah tangga.
Selanjutnya, Syarifah akan tinggal bersama suami di Trembley.
“Kalau Ibu Syarifah punya tempat tinggal di Trembley, dekat Paris. Suaminya menurut info sedang berada di Trembley,” kata Oemar.
Selain Syarifah dan putrinya Bataoul Zahra, ada dua WNI lainnya di Pulau Mayotte, yakni Fachrurrozi Ramadhan. Selanjutnya, Noca Dea Larastika dan keduanya adalah wirawasta.
“Fachrurrozi sudah berhasil dihubungi dan saat ini berada di Madagaskar, keadaan aman. Noca belum bisa dihubungi,” ucap Oemar.
Pulau Mayotte merupakan salah satu wilayah seberang laut Prancis dengan profesi utama penduduknya adalah nelayan.
Pulau Mayotte menjadi salah satu destinasi wisata menarik di Prancis.
Mayoritas penduduk Mayotte adalah Suku Comore dan Mwali yang dari Afrika. Adapun warga Prancis, hanya satu persen yang menetap di Pulau Mayotte.
Sebelumnya, Siklon Chido menerjang Pulau Mayotte, wilayah seberang laut Prancis.
Berdasarkan data sementara dari pemerintah setempat, korban meninggal dunia mencapai 14 orang dan 250 orang lainnya luka-luka.
Pemerintah Prancis menurunkan militer dan relawan dalam jumlah besar ke lokasi bencana.
Bencana Siklon Chido, disebut terparah dan masyarakat diminta tetap waspada akan potensi siklon susulan.
“Kementerian Dalam Negeri sudah ke lokasi, mengerahkan bala bantaun cukup signifikan, apakah tenaga sukarelawan, angkatan laut, tentara dan palang merah,” ujar Omar. (*)
Sumber: KBRN