Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR. mengajak generasi muda saat ini untuk menjadi generasi yang berjiwa merah putih.
“Apapun yang terjadi di negeri ini, kita harus menjaga dan mengisi kemerdekaan,” kata Bupati usai menjadi inspektur upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI, Sabtu, 17 Agustus 2019.
Ajakan itu merupakan inspirasi yang didapat Bupati setelah melihat drama kolosal yang dimainkan oleh para pelajar sebelum peringatan upacara peringatan detik-detik kemerdekaan.
Dalam drama kolosal itu menampilkan perjuangan rakyat Jember mengusir penjajah Belanda. Drama itu mengangkat judul Palagan Panduman.
Bupati mengatakan, drama kolosal itu menceritakan perjuangan para pahlawan untuk meraih kemerdekaan.
Drama itupun, lanjut Bupati, menegaskan bahwa kita punya kewajiban untuk mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya.
Tampilan yang menginspirasi itu, bagi Bupati membuat bangga dan haru.
“Ini kita hanya melihat satu bagian dari drama kolosal, tetapi dulu itu benar-benar terjadi,” katanya di Alun-alun Jember.
“Kita patut bersyukur tidak mengalami masa-masa peperangan meraih kemerdekaan,” tutur Bupati.
Rasa syukur itu patut diungkapkan, karena saat ini masyarakat telah berada di negeri yang aman, damai, dan telah dianugerahi Pancasila sebagai pemersatu bangsa.
Drama kolosal Palagan Panduman dimainkan oleh pelajar SMAN Pakusari dan gabungan pelajar SMP Silo, teater Sepikul dan Teater Zero berkolaborasi dengan Komunitas Musik Jember.
Di akhir drama itu, Bupati dan Wakil Bupati diberi kesempatan untuk bertemu dengan DJoko Pramoedito, seorang prajurit Mas – TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar) Jember yang menghadang Bbelanda dari Jember ke Bondowoso.
Kedua pimpinan di Kabupaten Jember itu diajak oleh pemain teater ke tengah Alun-alun untuk bertemu DJoko Pramoedito.
Ketika di hadapan pejuang yang kini telah sepuh itu, keduanya memberikan hormat kepada pejuang itu. Mereka lalu bersalaman dan berpelukan.
Suasana haru pun merebak dirasakan setiap orang yang melihatnya. Bahkan warga yang sebelumnya melihat dari jauh ikut mendekat. Mata mereka pun tampak berurai air mata.
Selain drama kolosal, sebelum upacara juga digelar line dance Merah Putih oleh Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Jember.
Pelajar SMAK Santo Paulus Jember juga tampil dengan paduan suaranya. (izza/mutia/*f2)