Wakil Bupati Jember Drs. KH. A. Muqit Arief berharap peserta Pendidikan dan Pelatihan Pelayanan Obstetri Neotal Emergensi Dasar (PONED) mampu menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir di Kabupaten Jember.
“Di Jember, kematian ibu hamil dan bayi baru lahir menjadi masalah kita bersama,” terang wabup dalam pembukaan Diklat PONED di Balai Diklat BKPSDM Pemkab Jember, Senin, 1 Juli 2019.
Peserta diklat yang terdiri dari tenaga kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit dapat memberikan pengarahan dan pengetahuan kepada masyarakat bagaimana cara menghadapi kehamilan hingga masa melahirkan.
Pemerintah Kabupaten Jember, lanjut wabup, telah mengerahkan instansinya untuk mengatasi persoalan kematian ibu hamil dan bayi baru lahir di Kabupaten Jember
“Salah satu upaya Pemkab Jember untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petugas PONED di puskesmas induk adalah dengan melakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan seperti yang dilaksanakan hari ini, dan ini adalah yang pertama,” ungkap wabup.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Jember, Yuliana Harimurti, SE, M.Si, menyampaikan, diklat Poned bertujuan melaksanakan prosedur standar pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal pada tingkat pelayanan kesehatan primer.
Selain itu untuk melakukan pengambilan keputusan klinik secara tepat dan cepat pada kasus kegawatdaruratan obstetri dan leonatal, mengenali dan mengambil keputusan klinik secara benar pada kasus kegawatdaruratan tunggal maupun yang berintegrasi.
Juga untuk mencegah risiko reproduksi melalui upaya pencegahan, promosi kesehatan dan mempersiapkan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal.
“Serta, mempersiapkan dan melaksanakan latihan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal secara berkala dalam rangka mempertahankan keterampilan dan kewaspadaan petugas pelayanan kesehatan terhadap situasi dan kondisi kegawatdaruratan yang dpat terjadi setiap saat,” terangnya.
Kabid Kompetensi Fungsional dan Sosio Kultural, Drs. Didiek Dwiyanto, MM, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Jember yang memiliki komitmen untuk meningkatkan kompetensi ASN melalui program diklat di bidang kesehatan.
Didiek mengatakan, puskesmas merupakan garda terdepan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar. Maka Puskesmas didorong untuk semakin mengoptimalkan fungsinya sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
“Keberadaan puskesmas di Kabupaten Jember yang berjumlah 50 unit diharapkan dapat memenuhi target pembangunan kesehatan yang lebih baik,” harapnya.
Sebagai institusi pelayanan yang diandalkan masyarakat, puskesmas harus bisa memberikan pelayanan penanganan dan pencegahan komplikasi ibu hamil.
“Komplikasi bisa berasal pada saat ibu hamil, persalinan dan nifas, maka tindakan medis yang harus dilakukan demi keselamatan persalinan bagi ibu dan bayi harus sesuai dengan standar dan prosedur,”
Komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila ibu segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan pun melakukan prosedur penanganan yang sesuai serta mampu mengidentifikasi komplikasi dini. (mutia/izza/*f2)