Jember – Kabar tentang adanya kades ancam dan akan pukul wartawan yang sedang menjalankan tugas jurnalistik mengagetkan banyak pihak. Seperti yang di lansir Suara kidul, Sbr, wartawan warta tv dengan tiga rekannya bermaksud konfirmasi terkait dugaan adanya tawuran masal pada Trimanto, Kades Padomasan, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember. Namun belum sempat wawancara, keempat wartawan tersebut mendapat perlakuan tidak baik dari Pak kades, Senin, 23/5/22.
Padahal, para pekerja media itu ingin mengonfirmasi tentang peristiwa tawuran masal pada acara goes bareng di desa setempat, sehari sebelumnya, Minggu (22/5). Sbr, wartawan WartaTV.com, menuturkan, kala itu ia bersama empat rekannya hendak mewawancarai kepala desa. Namun, baru saja duduk, mereka sudah disambut dengan kalimat tak bersahabat. Bahkan, Trimanto tak memberi kesempatan media, menyampaikan maksud kedatangannya.
“Ucapan kami selalu dipotong dengan kalimat-kalimat tuduhan,” kata Sbr.
Dia mengaku tidak tahu apa yang melatarbelakangi kades tersebut sampai marah seperti itu. Sebab, Pak Kades terus menyudutkan dan menuding dirinya, serta keempat rekannya sebagai wartawan yang mengunggah berita miring sebelumnya
“Kami saat itu tidak paham dengan yang dimaksud pak kades. Karena dia terus menyerang dengan kalimat tuduhan,” ujarnya.
Puncaknya, ketika perbincangan itu kian memanas, Pak Kades berdiri dari tempat duduknya, hendak memukul. Beruntung saat itu, Sekretaris Desa Padomasan Kafek, duduk tak jauh dari wartawan. Sehingga dia seketika berdiri untuk menghalangi upaya kades tersebut.
“Saya juga berdiri, menghindari serangan itu. Namun belum sampai memukul ada Pak Sekdes dan sejumlah perangkat desa yang menghalanginya,” tuturnya.
Ketegangan di dalam ruangan itu rupanya berlanjut. Setelah kades dan para wartawan keluar, Tri Manto kembali berusaha menyerang. Bahkan, dia sempat mengangkat kursi kayu dan hendak menghantamkannya ke wartawan. Namun, lagi-lagi, perbuatan itu mampu dicegah oleh perangkat desa.
“Saya sampai gemetaran saat melihat Kades Trimanto mengangkat kursi. Saya khawatir teman saya akan dihantam olehnya,” ungkap Roni, salah seorang wartawan yang menyaksikan peristiwa itu.
Terkait perlakuan Kades Trimanto, Subur dan sejumlah rekan wartawan lainnya akan menempuh jalur hukum. Sebab, apa yang dilakukan oleh Kades tersebut dinilainya telah melampaui batas dan mengancam keselamatan. Pasca kejadian di kantor desa, Sbr, akan berkoordinasi dengan organisasi yang menaunginya, dia juga akan membawa persoalan ini keranah hukum.
“Kami wartawan dalam menjalankan tugas jurnalistik diatur dan dilindungi undang undang, kami akan koordinasikan dengan organisasi yang menaunginya, dan akan membawa persoalan ini ke ranah hukum , selain untuk memberi pembelajaran, juga memberi efek jera” tegasnya (*)