Jember – Langkah tepat dilakukan Pemerintah Desa Lembengan, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember.
Pada Kamis 9 Februari 2023, Pemerintah Desa Lembengan menggelar musyawarah desa untuk menetapkan penerima BLT – DD tahun anggaran 2023.
Musyawarah desa oleh Pemerintah Desa Lembengan ini mengundang Muspika Ledokombo, BPD, Ketua RT. Ketaua RW, dan warga calon penerima BLT DD,
Kades Lembengan, M. Soefijandi mengatakan, dasar dari pencairan DD untuk BLT adalah Permendes Prioritas Dana Desa, no. 8 tahun 2022.
Tahun ini Pemerintah Desa Lembengan hanya menganggarkan 12 persen dari total anggaran DD.
Sementara jumlah calon penerima berkisar 50 orang.
“BLT DD dananya dari pemerintah. Payung hukumnya Permendes 8 tahun 2022. Tahun ini Desa Lembengan hanya menganggarkan 12 persen dari dana DD,” ujarnya.
Dia juga mengaku tahun sebelumnya lebih banyak. Penerima yang diusulkan mencapai 150 orang.
Kapolsek Ledokombo, AKP Rusmiyanto, dalam arahannya mengatakan, polisi hadir sebagai pengayom dan pelayan masyarakat.
Dalam tugasnya, polisi mengedepankan musyawarah sebelum mengarah pada proses hukum.
Proses hukum bisa dilakukan, namun pada posisi terakhir, jika upaya musyawarah tidak tercapai.
Dia juga meminta dalam menggunakan uang negara, semua pihak diharapkan amanah agar tidak memunculkan persoalan hukum.
Di tempat sama komandan Koramil Ledokombo, Kapten Hadi Mukti menekankan perlunya sifat amanah dalam mengemban tugas.
“Jangan salah langkah. Harus hati-hati dan tepat sasaran,” katanya.
Camat Ledokombo Suryadi mengapresiasi langkah Kades Lembengan karena sebelumnya telah menggelar musyawarah di tingkat RT, RW dan Dusun.
“Kemudian baru dibawa ke tingkat desa,” jelasnya.
Musyawarah itu dimaksudkan agar langkah penetapan tidak menyalahi aturan yang berimplikasi hukum.
Camat berharap masyarakat memanfaatkan bantuan untuk usaha, agar bisa menambah penghasilan.
Terpenting, kata camat, penerima bantuan ini tidak terus menerus mendapat bantuan.
Harus bergantian. Jika penerima secara ekonomis sudah baik, maka akan diberikan pada warga lain yang kurang beruntung.
“Musyawarah hari ini ternyata sebelumnya sudah diawali dari musyawarah RT hingga dusun. Ini luar biasa, dan bisa dijadikan contoh desa lainnya,” tegasnya. (arya)