faktajember.com – Musim panen telah tiba. Ini saat paling membahagiakan bagi para buruh tani. Namun sayang, hanya saat panen saja buruh tani mendapatkan upah yang banyak.
“Alhamdulilah setiap panen saya dan rekan bisa mendapat masing-masing 2,5 juta bersih untuk 2 ton padi,” ujar Muhamad Sholeh, Minggu (12/8/18).
Ditemui di sela-sela bekerja di lahan sawah di Lingkungan Kramat 2 Sumbersari, Sholeh menerangkan, upah besar itu hanya bisa dinikmati dalam setiap panen saja.
Upah yang besar itu tidak didapat untuk pelerjaan pembibitan dan pemupukan padi. Dua pekerjaan ini upahnya tergolong rendah. Hal ini yang disayangkan oleh para buruh tani.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, masih kata pria asal Wirolegi ini, ada buruh tani yang merangkap menjadi tukang tambal ban.
Melihat kondisi ini, Sholeh dan buruh lainnya berharap upah buruh saat pembibitan dan pemupukan ditingkatkan. Dengan demikian kesejahteraan buruh tani bisa meningkat.
Terait hasil panen pade, Sholeh mengaku bangga menjadi warga Jember. Sebab, dalam dua tahun terakhir panen padi mengalami peningkatan cukup baik.
Seperti panen kali ini yang cukup besar hingga mencapai lebih 12 ton. Sebelumnya, panen sering di bawah 12 ton.
Ada tren peningkatan sebesar 20 persen. Bahkan tidak menutup kemungkinan panen kedepan bisa lebih meningkat lagi.
Jember pun termasuk kabupaten penghasil padi terbaik di Jawa Timur.
Pemkab Jember juga masih terus berkomitmen untuk meningkatkan hasil panen tersebut guna memenuhi kebutuhan beras di Indonesia.
Selain itu, ada harapan agar Indonesia mengurangi impor beras dari negara tetangga.
Tren yang baik itu, masih jelas Sholeh, diharapkan juga terjadi pada kesejahteraan para buruh. Dengan meningkatnya kesejahteraan buruh tani ini akan menarik minat banyak orang untuk ikut menjadi buruh tani.
“Dan, itu semua pasti bisa dicapai jika hal yang sederhana seperti kesejahteraan buruh tani ditingkatkan,” pungkasnya. (feb)