|faktajember.com | Peristiwa | Minggu | 02 Februari | 03.14 WIB |
Sukorambi – Bupati Jember, Faida, meninjau lokasi bencana banjir bandang di Kalijompo yang terjadi pada Sabtu, 01 Februari 2020, sekira 16.00. Peninjauan ini untuk memastikan penanganan berjalan dengan baik.
Peninjaunan bersama Komandan Kodim 0824 Jember Letkol. Inf. Laode. M Nurdin, Sabtu malam, 01 Februari 2020, ini berlangsung hingga tengah malam.
“Bersama Pak Dandim dan BPBD kita cek lapangan,” terang bupati.
Dari pengecekan tersebut diketahui ada 86 kepala keluarga yang sudah diungsikan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Para pengungsi tersebut dikumpulkan di dua tempat.
Pengecekan juga menemukan sungai yang pinggirnya terkikis hingga jalan di atasnya terputus. Jalan yang terputus ini merupakan akses utama menuju ke Kebun Kalijompo.
Terputusnya jalan tersebut bisa mengakibatkan anak-anak sekolah mengalami kesulitan. Demikian pula dengan pekerja dan buruh Kebun Kalijompo.
“Tadi sudah kami sepakati untuk bikin jalan alternatif,” ungkapnya. Pembuatan jalan alternatif secara gotong royong ini akan dimulai Minggu, 02 Februari 2020.
Jalan yang terkikis mencapai 70 meter. Agar tidak semakin terkikis, DPU Bina Marga akan memasang bronjong sepanjang 130 meter.
“Supaya tidak ada pengikisan lebih lanjut. Untuk antisipasi,” katanya.
Pembuatan bronjong dan jalan altenatif ini juga akan menggunakan alat berat. Tenggat waktu untuk penyelesaiannya hingga lima hari.
Terkait dengan pengungsi, bupati menegaskan para pengungsi harus tetap dalam keadaan sehat, aman, dan nyaman dalam pengungsian.
Pendataan yang dilakukan terhadap 225 orang pengungsi ditemukan ada satu ibu hamil, 9 balita, dan 10 lansia yang perlu mendapat perhatian khusus.
Pemerintah telah mendirikan posko kesehatan. Dapur umum juga disiapkan untuk para pengungsi. Para pengungsi diharapkan tidak perlu khawatir. Bahkan rumah mereka yang ditinggalkan juga dijaga oleh aparat.
Untuk tahap awal, para pengungsi mendapatkan selimut dan alas tidur. Bupati berkesempatan membagikan bantuan itu kepada warga pengsungsi.
Bupati menjelaskan, banjir bandang ini tidak memakan korban jiwa. Hanya jalan yang terputus dan mengganggu anak sekolah maupun para pekerja kebun.
Khusus anak-anak sekolah, bupati meminta untuk memantau pada hari Senin, 03 Februari 2020. Para siswa tidak boleh mendapat kesulitan untuk berangkat dan pulang sekolah.
“Akan kita bantu supaya anak tetap bisa sekolah di hari Senin,” tegasnya.
Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Jember, Heru Widagdo, menjelaskan, banjir bandang ini diduga kuat akibat kebakaran hutan yang terjadi pada tahun 2019.
“Terjadinya kebakaran hutan ini yang berpotensi besar terhadap banjirnya,” terangnya. Kebakaran hutan itu hingga ratusan hektar di atas Gunung Argopuro.
Komandan Kodim 0824 Jember, Letkol. Inf. Laode. M Nurdin, menyatakam kesiapan TNI dalam membantu penanganan bencana yang terjadi Sabtu sore itu.
Personel TNI dari Koramil Sukorambi dan Panti dikerahkan untuk membantu masyarakat. “Alhamdulillah bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujarnya.
Personil TNI akan dikerahkan untuk membatu membuat jalan alternative serta pemasangan bronjong. Ada sekitar 100 pasukan yang dikerahkan untuk tahap awal tersebut. (achmad)