Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR menyatakan akan membuat sebuah kebijakan untuk memastikan semua calon pengantin tahu mempersiapkan diri sebagai ayah dan ibu.
Hal ini disampaikan Bupati saat memberikan sambutan pembukaan Rembuk Stunting, Strategi Nasional (Stranas) Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting.
Rembuk stunting tersebut berlangsung di Pendopo Wahyawibawagraha Jember, Jumat, 13 September 2019.
“Tahu bagaimana menghindarkan bayi-bayi stunting dilahirkan dan tahu menjaga kehamilan,” terang Bupati berlatar belakang dokter ini.
“Serta tahu akses-akses program kesehatan, sehingga bisa hamil melahirkan dengan selamat dan sehat,” imbuhnya.
Bupati menjelaskan, dari hasil dari evaluasi yang telah dilakukan, ditemukan kematian bayi paling banyak di usia 0-7 hari.
Karena itu, lanjutnya, pendampingan kepada ibu hamil akan dilakukan dengan perluasan waktu yaitu selama tujuh hari.
Dalam kesempatan itu, Bupati mengungkapkan beberapa desa dan kecamatan memiliki angka stunting yang cukup besar. Wilayah seperti ini menjadi prioritas penanganan.
Di Kabupaten Jember sudah ada kebijakan untuk balita stunting, yaitu mendapatkan BPJS Kesehatan gratis dari Pemerintah Kabupaten Jember.
Bagi keluarga yang mempunyai balita stunting, masih kata Bupati, bisa mengajukan penyambungan PDAM gratis dari Pemkab Jember.
“Tahun ini kita salurkan 4.000 sambungan gratis, dan ada akses makanan tambahan dan sebagainya dari Puskesmas. Termasuk pembangunan jamban dan sanitasi serta air bersih, karena ini menunjang masalah stunting,” jlentreh Bupati.
Juga ada perbaikan pelayanan untuk pemeriksaan kehamilan, yang tidak hanya intens di bulan tri semester pertama untuk masalah vitamin dan pengukuran tekanan darah. Perlu pemeriksaan urin dan pemberian vitamin ve di trisemester pertama.
“Dan hari ini, akan dirumuskan bersama tim dokter orgin dan dokter anak serta dari persatuan bidan untuk mengambil kebijakan khusus di Jember. Kita ambil ekstra program untuk mengatasi hal ini,” pungkasnya. (mutia/izza/*f2)