PENDIDIKAN

BNPT Khawatirkan Generasi Muda Meragukan Pancasila, Dorong Pendidikan Karakter

Para siswa dan santri harus paham bahwa Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa telah menjadi kesepakatan para pendiri bangsa dan di dalamnya telah jelas bahwa Pancasila telah terinternalisasi nilai-nilai agama.

Fakta Jember – Survei terbaru menunjukkan adanya kekhawatiran terhadap pemahaman generasi muda tentang Pancasila sebagai ideologi negara.

Pemerintah dan semua pihak perlu menekankan pentingnya pendidikan karakter sejak dini untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dan kebangsaan.

Program Sekolah Damai diharapkan dapat menjadi benteng bagi generasi muda agar tidak mudah terpengaruh oleh paham-paham yang merongrong ideologi negara.

Melansir ANTARA, Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Profesor Irfan Idris mengungkapkan alasan program Sekolah Damai menyasar siswa dan santri.

Baca Juga :  Sediakan 85 Satuan Layanan Uji Coba Makan Bergizi

Irfan Idris menerangkan, hasil survei menyebutkan banyak anak muda yang menyatakan ideologi Pancasila bisa diganti pada masa mendatang.

Ia membeberkan, hasil survei Setara Institute mencatat bahwa 83,3 persen generasi muda menyatakan Pancasila bukanlah ideologi bangsa Indonesia yang permanen alias bisa diganti ke depannya berdasarkan azas agama.

“Kami harus prihatin dengan hasil survei itu. Makanya kami harus melakukan berbagai upaya agar jangan sampai anak-anak Indonesia, para siswa dan santri ikut-ikutan meyakini bahwa Pancasila bisa diganti,” kata Irfan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu 6 November 2024.

Menurut Irfan, para siswa dan santri harus paham bahwa Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa telah menjadi kesepakatan para pendiri bangsa dan di dalamnya telah jelas bahwa Pancasila telah terinternalisasi nilai-nilai agama.

Baca Juga :  Kuasai Bahasa Asing untuk Dakwah

Lebih lanjut dia membeberkan, generasi muda seharusnya bangga dengan Indonesia dengan segala keragaman suku dan agama.

Bahkan, banyak negara iri karena Indonesia bisa bersatu meski terdiri atas ribuan pulau dari Sabang sampai Merauke, ratusan suku, dan enam agama yang diakui.

Masih berdasarkan survei Setara Institute, lanjut Irfan, sebanyak 56,3 generasi muda setuju hukum agama menjadi landasan bernegara.

Padahal jelas, Indonesia bukan negara agama, tetapi negara bangsa. Begitu juga hasil 61,1 persen yang setuju penggunaan atribut agama dalam satuan pendidikan.

Oleh sebab itu, kata dia, penguatan nilai-nilai Pancasila harus diperkuat dan salah satunya melalui program Sekolah Damai. (*)

 

Bagikan Ke: