faktajember.com | Ekonomi | Selasa | 17 Oktober 2019 | 15:56 WIB
Dosen Universitas Jember (Unej) memperkenalkan Budikdamber (budidaya ikan dalam ember) sebagai solusi ekonomi bagi penderita kusta yang seringkali dikucilkan masyarakat.
Pola Budikdamber diperkenal kepada masyarakat dalam pelatihan di Kecamatan Gumukmas Jember Jawa Timur, Kamis, 17 Oktober 2019.
Baiq Lily Handayani menyampaikan bahwa pola usaha seperti ini yang diperlukan oleh para pendertita kusta.
“Sejak zaman dahulu kusta dianggap sebagai penyakit kutukan yang menular. Sehingga penderita kusta sering dijauhi oleh masyarakat,” kata dosen pengampu mata kuliah Transformasi Masyarakat Pertanian tersebut.
“Dengan Budikdamber, kami berharap mereka bisa memiliki kemandirian ekonomi,” imbuhnya.
Baiq lily menjelaskan banyak penderita kusta yang kesulitan dalam berinteraksi sosial dengan lingkungan sekitarnya. Cacat yang dialami membuat mereka terlihat menakutkan bagi orang lain.
“Padahal penderita kusta adalah juga warga masyarakat yang berhak atas kehidupan yang layak dan berhak menjadi bagian dalam kehidupan sosial masyarakatnya,” terangnya.
Selain itu, kemandirian ekonomi penderita kusta rendah. Hal ini diakibatkan oleh stigmatisasi masyarakat yang akhirnya membatasi aksesnya terhadap kemandirian ekonomi.
Oleh karena itu, menurut dosen Unej yang melakukan upaya social support bagi penderita kusta di Gumukmas ini mengajak semua pihak untuk memberikan akses dan dukungan sosial bagi penderita kusta.
“Salah satunya dengan membangun kemandirian ekonomi mereka,” ulas pegiat di laboratorium sosiologi Unej ini.
Untuk membangun kemandirian ekonomi itu, pihaknya mengajari penderita kusta dan warga di sekitarnya serta para pendamping kesehatan untuk melakukan pelatihan Budikdamber dan aquaponik.
“Diharapkan dengan cara seperti ini mereka dapat mengembangkan budidaya ikan dan sayuran untuk dijual atau minimal untuk kebutuhan sendiri” terang Baiq Lily.
Strategi social support melalui Budikdamber ini dipilih karena modalnya rendah, peralatannya gampang, dan perawatannya tidak ribet. Juga tidak membutuhkan lokasi yang luas.
Mudahnya Budikdamber ini membuat semua orang bisa melakukannya.
Kedepannya diharapkan ada bank sayur yang dapat membantu mereka menjual sayuran dan hasil panen ikannya. (achmad)