Jember (Fakta Jember) – Bandara Notohadinegoro menjadi perhatian serius Presiden Joko Widodo. Bandara milik masyarakat Kabupaten Jember ini menjadi bagian Nawa Cita ketujuh.
Hal disampaikan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI, Agus Santoso, saat berkunjung ke Kabupaten Jember, Sabtu (2/09/2017).
Nawa Cita ketujuh itu, pengembangan kemandirian ekonomi melalui pengembangan tempat – tempat strategis yang berpotensi ekonomi.
Agus Santoso menjelaskan, Kabupaten Jember menjadi sentral aktifitas warga di daerah Tapal Kuda, memiliki banyak penduduk, serta memiliki sentra penelitian nasional kopi dan kakao. Juga dekat dengan wisata Gunung Ijen.
“Ini yang membuat Jember dipilih sebagai daerah yang potensial secara wisata dan kultur,” jelas Agus Santoso, di Pendopo Wahyawibawagraha.
Agus Santoso menyampaikan wisata religi di Jember sangat tinggi. “Dan itu menjadikan kami akan membangun Bandar Udara Embarkasi Haji Antara,” ujarnya.
Untuk itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara akan menata keseluruhan syarat, baik konstruksi dan panjang landasan.
Rencananya, landasan saat ini 1.705 meter ditambah menjadi 2.500 meter. “Sehingga pesawat jenis boeing, jet berbadan besar dan medium bisa mendarat di Jember,” jelasnya.
Pada fase pertama Januari 2018, landasan diperpanjang menjadi 2.250 meter dan membangun fasilitas lain. Fase kedua tahun 2019, meningkatkan panjang landasan menjadi 2.500.
“Lebar landasan juga ditambah, sekarang 30 dijadikan 45 meter dan (landasan) diperkuat. Kekuatan landasan saat ini belum memenuhi syarat untuk didarati pesawat bermesin jet kelas medium dan berbadan lebar,” Agus Santoso kepada wartawan.
Agus Santoso menekankan pentingnya Bandara Notohadinegoro menjadi Bandara Antara Haji dan Umroh, yang menjadi perhatian Presiden Joko Widodo.
“Tentu saja dalam rangka menjadikan masyarakat lebih mudah bisa terbang dari kampungnya, sebagai salah satu yang digariskan Presiden Jokowi untuk memberi kemudahan bagi jamaah haji,” ujar Agus Santoso. (mad)