Jember ( Fakta Jember ) – Pada masa Presiden Soeharto, Pancasila diterapkan sebagai azas tunggal. Kebijakan ini memantik reaksi masyarakat luas.
Begitu pula KH As’ad Syamsul Arifin merasa perlu menyikapi kebijakan tersebut. Kiai yang kini dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional ini berani menanyakan langsung kepada Presiden Soeharto.
Jawabannya, Pancasila diterapkan sebagai azas kehidupan berbangsa dan bernegara, bukan untuk menggantikan agama-agama yang ada di Indonesia. Pada akhirnya, NU menerima Pancasila.
Lalu, apakah Pancasila itu sehingga NU memutuskan menerimanya?
KH Afifuddin Muhajir dalam Tahlil dan Halaqoh Kebangsaan, Jumat (28/4/2017) malam, di Masjid Kalijogo Jember menjelaskan pandangan para ulama terkait Pancasila.
Ada tiga pandangan terkait Pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara. Pertama, Pancasila itu tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Kedua, Pancasila itu sesuai dengan syariat Islam. Ketiga, “Bisa jadi Pancasila itu ya syariat itu sendiri,” tutur KH Afifuddin Muhajir saat menjadi narasumber.
“Kalau sudah begini, hayo mau pilih yang mana?” tanya pengasuh Ponpes Salafiah Syafi’iah Situbondo ini. (mad)