Jember, FaktaJember.com – Jumlah armada angkutan pedesaan (Angdes) Kabupaten Jember semakin menyusut. Apa penyebabnya?
Sumarto, sopir angkutan desa dengan trayek Arjasa -Kalisat, mengaku kondisi saat ini sepi penumpang.
Ia menjelaskan, penyebab sepi penumpang ini karena banyak masyarakat memiliki motor. Mereka juga memiliki mobil.
Yang tak kalah bikin sepi adalah kehadiran moda transportasi baru, seperti Gojek, Grab, dan taksi online.
“Kalau sekarang sepi. Tidak seperti dulu. Bisa buat makan sehari hari saja, alhmdulilah,” tuturnya, Senin (26/2/2018).
“Apalagi sekarang persaingan juga banyak. Ada Gojek , Grab, dan taksi online. Sekarang untuk mendapatkan 25 ribu saja untuk setoran sudah sangat kesulitan,” ujarnya.
Hal senada diutarakan Margiono. Sopir Angkutan Desa trayek Jember – Puger ini pendapatan dari sopir Angdes tidak semanis dulu.
“Kalu dulu sangat ramai. Tidak seperti sekarang. Jadi, untuk menghidupi anak dan istri, saya nyambi kerja bangunan,” ujarnya.
Kepala Dinas Perhubungan Pemkab Jember Isman Sutomo mengakui memang jumlah angkutan desa dari tahun ke tahun mengalami penyusutan.
Bahkan ia mengungkapkan banyak juragan angdes yang gulung tikar. Hal ini disebabkan minat masyarakat berkurang.
Masyarakat lebih suka naik kendaraan sendiri atau menggunakan moda transportasi yang lebih baik.
“Banyak juragan angdes yang gulung tikar karena kurangnya minat konsumen,” terangnya.
Isman menambahkan, banyak angkutan desa yang tidak melakukan uji kir, dan mengganti plat hitam dengan kuning. Dishub tetap tegas menindak.
“Kalau ketahuan kita tindak tegas tanpa kompromi karena uji kir juga merupakan bagian dari keselamatan penumpang,” tegasnya. (rif)