PENDIDIKAN

1.000 Madrasah Inklusi Tandai Peringatan Hari Disabilitas Tahun 2024

Fakta Jember – Bertepatan dengan Hari Disabilitas Internasional 2024 pada 3 Desember, Kemenag telah mewujudkan 1.000 madrasah inklusi.

Madrasah inklusi yang tersebar di seluruh Indonesia ini diharapkan menjadi tempat menuntut ilmu yang kondusif bagi siswa-siswi penyandang disabilitas atau berkebutuhan khusus.

Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian ini.

“Setiap anak adalah kekasih Tuhan, dan siapa pun yang mencintai mereka akan mendapatkan keberkahan yang tak terhingga,” kata Menteri Agama.

Peringatan Hari Disabilitas Internasional 2024 berlangsung di Jakarta pada Rabu malam 4 Desember 2024.

Menteri Agama mengatakan, Kemenag perlu terus meningkatkan populasi madrasah inklusi.

Hal itu menjadi kewajiban negara mendidik anak-anak bangsa, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus.

“Semangat inklusivitas dan keberagaman adalah simbol bahwa bangsa ini terus bergerak menuju masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan,” tambah Nasar.

Pada kesempatan itu istri Menteri Agama, Helmi Halimatul Udhmah, ditahbiskan menjadi Bunda Inklusi Kemenag.

Dalam pidatonya, Helmi mengingatkan, setiap madrasah hendaknya dapat menerima siswa tanpa diskriminasi.

Bukan hanya menerima tetapi juga memberikan fasilitas yang memadai sesuai dengan kebutuhan siswa difabel.

Hal ini, imbuh Helmi, menjadi konsekuensi Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 1 Tahun 2024 tentang Akomodasi yang Layak bagi Penyandang Disabilitas.

“Dengan hampir 50.000 siswa penyandang disabilitas di madrasah, kita harus menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mendukung potensi mereka,” tegasnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Abu Rokhmad mengungkapkan, pihaknya terus meningkatkan jumlah madrasah difabel.

Langkah itu untuk memastikan negara hadir mendampingi anak-anak bangsa yang berkebutuhan khusus.

Saat ini terdapat lebih dari 55 ribu madrasah di seluruh Indonesia.

Pada tahun 2021 jumlah madrasah difabel masih 77 unit, dan tahun ini telah jauh meningkat menjadi 1000 unit, dengan jumlah siswa difabel sekitar 50 ribu.

Baca Juga :  Siswa SMA-SMK Dilatih Pembuatan Mading Digital

Sebanyak seribu madrasah inklusi tersebut adalah madrasah biasa yang sudah ditingkatkan fasilitasnya menjadi ramah difabel.

Penambahan fasilitas tersebut di antaranya seperti kursi roda, ramp way, guiding block, literasi braille, komputer khusus dan berbagai aplikasi difable.

Investasi untuk fasilitas tersebut tidak murah.

“Kami akan terus berupaya agar madrasah menjadi tempat yang mendukung tumbuh kembang anak-anak istimewa,” terangnya.

“Tempat mereka merasa diterima, dihargai, dan diberikan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat dan potensi masing-masing,” imbuhnya.

Hal ini, lanjut Abu Rokhmad, menjadi bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo dalam hal kesetaraan pendidikan. (*)

 

 

 

 

 

 

 

Sumber: NU Online

Bagikan Ke: