Diwarnai Insiden Ketegangan
Jember (Fakta Jember) – Pesilat PSHT (Persaudaraan Setia Hati Teratai) dan suporter Bonek Raung Jember mendeklarasikan perdamaian.
Deklarasi dilaksanakan di Alun-alun Jember, Selasa (24/10/2017). Ribuan pesilat datang memakai seragam warna hitam. Sementara ratusan suporter memakai kaos berwarna hijau.
Deklarasi ini diprakarsai oleh Kepolisian Resort Jember dan dipimpin langsung oleh Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo.
Sayangnya, ada beberapa insiden ketegangan yang melibatkan pesilat dengan suporter.
Insiden ini terjadi pada saat persiapan upacara. Bahkan usai acara juga terjadi. Untung semua kejadian itu tidak sampai jatuh korban.
Deklarasi yang dihadiri Forkopimda itu rencananya dalam bentuk upacara. Namun, Kapolres mengubahnya dengan duduk melingkar.
Tampak para pesilat lari keluar barisan lalu duduk di depan Kapolres. Berbeda dengan suporter, yang tetap duduk dalam barisan.
Kapolres memberikan pengarahan di depan ribuan pesilat menggunakan pengeras suara.
Kapolres menegaskan Indonesia merupakan negara hukum. “Saya meminta kawan-kawan mematuhi hukum,” Kapolres.
Tindakan hukum warga negara telah diatur dalam hukum. Seperti tindakan penganiayaan dan pengeroyokan. Masa kadaluwarsa tindak pidana ini sampai dua belas tahun.
Kapolres mengungkapkan, deklarasi damai dilatarbelakangi insiden kekerasan yang terjadi antara suporter Bonek dengan anggota PSHT beberapa waktu lalu.
“Insiden itu bukan murni dari teman-teman PSHT dan bukan murni dari teman-teman Bonek,” kata Kapolres.
Tetapi karena ada pihak-pihak yang membuat informasi hoax, hingga terjadi insiden kekerasan itu.
Setelah pengarahan, perwakilan PSHT dan suporter membacakan deklarasi. Selanjutnya pelepasan balon dan pendatanganan naskah deklarasi damai. (mad)