Kecamatan Puger sejak dulu dikenal sebagai wilayah yang sarat dengan seni dan budaya. Ini dipengaruhi sejarah kerajaan yang pernah ada di wilayah pesisir selatan.
“Sehingga sekarang tampak sekali masyarakatnya guyub dan cinta seni budaya,” kata Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR., Sabtu, 14 September 2019.
Seni dan budaya itu juga tampak dalam karnaval yang dikemas dalam Puger Etnic Carnival, yang menampilkan berbagai karya batik khas Puger.
Busana batik yang dirancang sendiri oleh warga Puger itu pun diperagakan oleh peragawati asal Puger.
Untuk mengapresiasi karya batik warga Puger, Bupati akan memesan karya batik yang keluar sebagai juara pertama.
Agar seni budaya Puger lebih terkenal perlu ada pemasaran. Semua orang harus mempromosikan karya Puger, batik maupun makanannya.
“Belum ke Puger kalau belum makan makanan khas Jember, salah satunya makanan Erok-erok dan Dawet Puger,” ujar Bupati.
Ketua Panitia Puger Etnic Carnival, Mulya Cahyono, mengucapkan terima kasih kepada Bupati Faida yang datang dalam pertunjukan karya masyarakat Puger.
Dalam kesempatan itu, Mulya Cahyono mengungkapkan akses ke Pantai Pancer Puger kini sudah bagus. Jalan ini dibangun pada tahun 2017 dan 2018 di masa kepemimpinan Bupati Faida.
“Jadi sekarang jalannya sudah tidak gronjal-gronjal lagi, dan banyak wisatawan datang ke Puger,” ungkap Mulya.
Mulya juga menyampaikan dukungan kepda Bupati untuk menjadikan Jember sebagai kota ramah HAM. Karena itu, Puger akan terus berupaya menuju ramah HAM.
“Indahnya dunia ini ketika kita saling menghormati,” tuturnya.
Ementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jember Azilsyah Noerdin juga mengucapkan terima kasih atas dukungan Bupati Jember terhadap OJK untuk membantu pemberdayaan masyarakat Puger.
“Membantu pemberdayaan masyarakat Puger melalui pelatihan membatik dan melaksanakan pagelaran karya dari komunitas kreasi Puger,” jelasnya.
Di momen itu, Bupati juga menyerahkan klaim asuransi nelayan serta menyerahkan sertifikat kepada nelayan dan warga Puger. (izza/mutia/*f2)