faktajember.com | Ekonomi | 30 Agustus 2019 | 21:33 WIB
Jember Kota – Pemerintah Kabupaten Jember bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) membahas program simpanan pelajar, kantin pandai, dan pengembangan ekonomi di Puger.
Pembahasan itu dilakukan dalam rapat pleno TPAKD di Ruang Tamyaloka Pendapa Wahyawibawagraha, Jum’at, 30 Agustus 2019.
Bupati Jember Faida dalam pengarahannya meminta semua pihak yang terlibat dalam TPAKD untuk mendorong terwujudnya inklusi keuangan di sekolah, utamanya kalangan pelajar.
“Misi kita, anak-anak kita berpindah perilaku dari transaksi tunai kepada transaksi non tunai,” kata Bupati. “Mengubah perilaku anak-anak kita dari sukar menabung menjadi semangat menabung,” imbuhnya.
Untuk hal itu, setiap pelajar harus memiliki buku rekening tabungan atas nama sendiri.
Program ini dapat dijalankan dengan mencari relawan di sekolah-sekolah. Para pelajar yang menjadi relawan ini merupakan duta inklusi di sekolahnya masing-masing.
Mereka yang akan menyosialisasikan program iklusi keuangan. Sementara pemerintah dan TPAKD mendukung duta itu dalam menjalankan tugasnya.
“Mungkin transaksinya kecil-kecil, tetapi mengubah perilaku ini bisa membuat omset lebih dari yang diprediksikan,” ungkap Bupati.
Program itu, menurut Bupati, sudah tercantum dalam APBD Kabupaten Jember. Program kerjanya juga telah ada, yakni 1.000 Kantin Bela Negara.
“Tahun ini menyiapkan 1.000 Kantin Bela Negara, dalam rangka sekolah layak anak,” terangnya. Kantin ini harus mempunyai komitmen untuk inklusi keuangan.
Terkait pengembangan ekonomi di Puger, Bupati menyebut masih ada kartu nelayan yang belum terbagi. Karena itu, Bupati meminta untuk disinkronkan OJK dan perbankan.
Sedangkan untuk kesenian batik Puger, Bupati menyarankan agar Puger Etnic Carnaval diselenggarakan di tempat keramaian yang banya dilihat orang. Selain itu, karnaval ini sebaiknya menggunakan model lokal untuk memperagakan batik yang menjadi karya ibu-ibu puger itu.
Dalam kesempatan ini, Kepala OJK Jember Azilsyah Noerdin menyampaikan, program simpanan pelajar dan kantin pandai akan dilangsungkan di beberapa sekolah negeri di Jember.
“Datanya sudah diperoleh dari dinas terkait, juga dari perbankan. Ada sekitar 144 sekolah negeri SD-SMA sederajat untuk menjadi tempat melaksanakan program simpanan pelajar, termasuk kantin sekolah,” terangnya.
Tentang simpanan pelajar, Azilsyah Noerdin menjelaskan tugas TPAKD memberikan edukasi supaya pelajar memahami dan memiliki rekening tabungan atas namanya sendiri.
“Sehingga gemar menabung sejak usia dini, dan ini perlu peran besar dari kepala sekolah dan guru. Jadi pelajar bisa menabung di Kantin Pandai,” imbuhnya.
Untuk ibu-ibu di Kecamatan Puger, pemberdayaan dilakukan dengan membuat kerajinan membatik. Ibu-ibu dilatih membuat batik dan hasilnya ditampilkan dalam pergelaran PEC (Puger Etnic Carnaval).
“D isamping itu juga, kami memberikan edukasi tentang perencanaan keuangan yang dibantu dari pegadaian dan kresindo dan BPJS Ketenagakerjaan,” pungkasnya. (achmad)