faktajember.com | Budaya | Minggu | 01 September 2019 | 23:11 WIB
Jember Kota – Pemerintah Kabupaten Jember menggelar pagelaran wayang kulit semalam suntuk 1 Suroan dengan dalang Ki Andik dari Semboro dan bintang tamu sinden kondang Mbak Wiwit Diqin.
Pagelaran wayang kulit ini diselenggarakan di Alun – alun Jember, Minggu, 01 September 2019. Kepala Bakesbangpol Jember, Drs. Bambang Haryono, hadir mewakili Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR.
Dalam sambutan yang dibacakan Bambang, Bupati menyampaikan pagelaran ini sebagai upaya melestarikan bangsa dan melestarikan budaya daerah kepada generasi penerus bangsa.
“Kegiatan ini adalah salah satu upaya untuk melestarikan budaya asli Indonesia di tengah mengalirnya budaya asing atau globalisasi, mengenalkan dan menanamkan budaya daerah kepada masyarakat, khususnya generasi muda,” ucap Bambang.
Kebudayaan Indonesia memang beragam. Salah satunya adalah wayang kulit. Sehingga pagelaran ini dapat memotivasi generasi muda untuk sungguh-sungguh menyayangi budaya daerah, hingga kebudayaan Indonesia akan tetap terjaga.
Kegiatan seni budaya ini juga sebagai pemersatu. Juga sesbagai upaya pemerintah untuk menyaring budaya asing yang mempengaruhi generasi muda. Pun pagelaran wayang kulit ini untuk mengimplementasikan niat bersama dalam mewariskan budaya luhur wewayangan kepada generasi muda.
Bupati juga menyatakan pagelaran wayang kulit kali ini menjadi sebuah kesinambungan dan transfer kepiawaian segala aspek pagelaran wayang dari dalang sepuh kepada dalang remaja.
Pendekatan dan metode yang digunakan menyesuaikan dengan generasi muda, sehingga generasi muda akan tetap mencintai, memelihara, dan membudayakan seni budaya Indonesia
Bambang sendiri menyatakan bahwa cerita wayang ini tentang membangun sebuah Kerajaan Amerta. Cerita ini sesuai dengan kondisi Kabupaten Jember
“Kesesuaian ini karena Bupati Jember dan Wakil Bupati Jember menjadi pemimpin dengan segala programnya,” ujar Bambang.
Salah satu programnya di bidang pendidikan yaitu memberikan beasiswa perguruan tinggi khusus masyarakat ber-KTP Jember dan insentif guru ngaji, serta program lainnya.
Bambang berharap, pagelaran ini juga diikuti oleh anak-anak, karena ini memiliki filosofi yang tinggi. “Anak-anak harus tahu, budaya kita juga mempunyai superhero, yaitu Gatot Koco,” imbuhnya.
Cerita Amarta Binangun atau Puntodewo Wisudo, lanjutnya, adalah kisah Pandawa membangun Kerajaan Amarta sepeninggal ayah mereka Prabu Pandu Dewanata.
Pandawa menuntut hak mereka kepada penguasa Astina, Prabu Destharata , yang kemudian mengizinkan kepada Pandhawa untuk terlebih dahulu membuka hutan atau mbabad alas Wismartha
Usaha membuka hutan ini tidaklah mudah. Pandhawa diuji dengan berbagai cobaan, baik dari pihak luar ataupun konflik diantara mereka sendiri.
Namun, akhirnya karena kegigihan dan usaha yang keras, mereka berhasil membangun kerajaan Amartha sesuai harapan. (achmad)