faktajember.com | Budaya | 21 Juli 2019 | 22:07 WIB
Sumbersari – Bupati Jember Faida mengapresiasi Kejaksaan Negeri Jember yang menggelar wayang kulit dengan lakon Wahyu Ponco Dharmo. Pergelaran ini sesuai dengan prinsip dan kebangaan Pemkab Jember, yaitu 4C: chocolate, coffe, cigar, dan culture.
“Saya mengapresiasi Kejaksaan Negeri Jember mengambil kegiatan melestarikan budaya yang bisa dinikmati masyarakat dan bisa membangkitkan kembali budaya. Saya senang sekali, karena Jember sendiri memang kebanggaannya 4C, salah satunya ialah culture,” kata Bupati.
Hal ini disampaikan oleh Bupati Jember Faida saat menghadiri pergelaran wayang kulit untuk memperingati Hari Bhakti Adhyaksa ke-59 dan HUT Ikatan Adhyaksa Dharmakarini ke-19, yang berlangsung di halaman kantor Kejaksaan Negeri Jember pada Minggu malam, 21 Juli 2019.
“Kita juga kental dengan budaya Jawa, diantaranya wayang kulit. Karena bangsa yang hebat adalah bangsa yang melestarikan budaya asli bangsanya,” lanjut Bupati.
Orang pertama di Jember ini mengaku bangga, karena dalang yang diundang bukan dalang biasa, yaitu Ki Eddy Siswanto asal Ambulu Jember. Dalang ini sudah terkenal hingga di beberapa penjuru negeri.
“Pak Kajari menginisiatif ini untuk membuat suatu edukasi integritas kepada masyarakat, dengan tema wayang yang bukan cuma hiburan tetapi juga sarat dengan kesan dan pesan,” imbuhnya.
Bupati berharap pertunjukkan wayang kulit ini bisa menjadi hiburan bagi masyarakat sekaligus mengingatkan hal-hal baik. “Mari kita nikmati malam ini, karena malam ini adalah malam budaya,” ajaknya.
Atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Jember, Bupati mengucapkan selamat kepada Kejaksaan RI. “Semoga diberi kekuatan dan kemudahan dalam mengabdi bagi nusa dan bangsa,” Bupati.
Kepala Kejaksaan Negeri Jember, Ponco Hartanto, SH., MH. dalam kesempatan sama menyampaikan, Kejaksaan Negeri Jember memberikan hiburan wayang kulit ini dalam rangka Hari Bhakti Adhyaksa ke-59 dan HUT Ikatan Adhyaksa Dharmakarini ke-19.
“Pertunjukan wayang ini hanya untuk melestarikan budaya Jawa dengan dalang lokal yang terkenal hingga ke manca negara, yaitu Ki Eddy dari Ambulu Jember. Semoga dengan pergelaran wayang kulit ini Jember semakin adem dan diberi keselamatan oleh Allah,” harapnya.
Kajari berharap pergelaran wayang kulit ini menjadi momen semua pihak untuk melestarikan budaya. “Menjadi momen bagi kita semua, bahwa memang Kabupaten Jember adalah kota budaya. Jadi kita hidupkan budaya-budaya yang ada di Jember,” tuturnya.
Kajari juga mengajak masyarakat untuk menikmati bersama wayang kulit dengan judul Wahyu Ponco Dharmo, yang artinya petunjuk lima laku kebaikan, atau dalam arti lain yaitu manusia yang mohon petunjuk untuk jalan kebaikan.
“Kita semua wajib melestarikan budaya kita, khususnya budaya Jawa. Semua ini kita persembahkan untuk masyarakat Jember. Dan, terimakasih kepada Bupati Jember atas hadir dan bantuannya, sehingga acara berlangsung dengan baik dan lancar,” pungkas Kajari. (achmad)