EKONOMI

Antisipasi Harga Melonjak, Pemkab Jember Gelar Pasar Murah

faktajember.com | Ekonomi | 16 Mei 2019 | 16:28 WIB

Sumbersari – Untuk mengantisipasi lonjakan harga yang biasa terjadi pada bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri, Pemerintah Kabupaten Jember menggelar pasar murah.

Pasar ini digelar di 31 kecamatan yang ada di Kabupaten Jember. Berbagai pihak digandeng Pemkab Jember untuk menyediakan bahan kebutuhan masyarakat.

Kasi Produk Lokal pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dini Dwi Anggraini menjelaskan kenaikan harga kebutuhan biasa terjadi di bulan Ramadhan.

“Sebelum harga naik , kami memfasilitasi masyarakat untuk mendapatkan barang kebutuhan yang murah. Lebih murah dari harga pasar,” kata Dini di kantornya, Kamis 16 Mei 2019.

Ia menjelaskan, pasar  murah ini menyediakan beberapa kebutuhan masyarakat, bahkan untuk lebaran nanti. Selain sembako, pasar murah juga menyediakan kue dan baju untuk lebaran. Bahkan menyediakan penukaran uang baru.

Kebutuhan pokok yang disediakan diantaranya minyak, gula, beras, tepung. “Tadi juga jual bawang. Tapi tidak di semua tempat digelarnya pasar murah,” jelasnya.

Seperti diketahui, dalam beberapa hari ini harga bawang putih dan bawang merah melonjak. Bahkan bawang putih tembus Rp. 60 ribu per kg. “Tapi sekarang sudah turun tiga puluh ribu rupiah,” ujarnya.

Untuk minyak kemasan botol 900 ml dijual 9.000. Gula PG Semboro 11.000, padahal di pasar atau di grosir sudah Rp. 11.500. Dari Bulog disediakan paket Rp. 40 ribu dapat gula 2 Kg, minyak 1 Lt, dan tepung 1 Kg.

Pasar murah ini digelar mulai tanggal 10 hingga tanggal 28 Mei mendatang. Dalam sehari digelar dua pasar murah di dua kecamatan.

Antusiasme masyarakat di tiap daerah tidak sama. Seperti di Kecamatan Wuluhan yang sampai kehabisan stok. Sementara di daerah lain masih menyisakan barang.

Baca Juga :  Bupati Jember Ajak Masyarakat Gunakan Produk Lokal

Disperindag mengundang lebih 30 penyedia komoditas. Namun, tidak semua mengikuti pasar murah yang digelar di 31 kecamatan, karena keterbatasan tenaga.

Seperti PG Semboro yang mengikuti semua pasar murah. Sedangkan Bulog tidak bisa mengikuti semua gelar pasar murah itu. “Setiap hari sekitar 15 penyedia yang ikut,” Dini.

Bagi penyedia komoditas yang ingin bergabung, Dini mempersilakan. Terutama untuk menggelar pasar murah di daerah pinggiran. “Kalau di daerah perkotaan sudah penuh,” jelasnya.

Terkait dengan kekuranga stok, Disperindag telah menyediakan stok untuk mengantisipasi kekuarngan. Seperti minyak, yang mendatangakan minyak dari distributor dan menjualnya dengan harga distributor.

“Kami berharap masyarakat tahu ada pasar murah, sehingga berbondong-bondong membeli, dan barang kami habis,” harapnya. (achmad)

Bagikan Ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.