TOKOH

78 Tahun Indonesia Merdeka, Bangkitlah Indonesiaku, Teruslah Berkaya Dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia

78 Peringatan HUT Republik Indonesia. Foto : istimewa.

Jember – Tak terasa detik-detik peringatan HUT RI ke 78 tinggal menghitung hari. Situasi peringatan terlihat sangat kental. Di setiap jalan baik perkotaan hingga perkampungan di wilayah pedesaan, terpasang bendera merah putih dengan segala pernak-perniknya.

Disiang hari terlihat ribuan bendera terpasang rapi disetiap rumah, sementara malam hari indahnya warna-warni lampu penjor menjadi pelengkap kemeriahan dan keindahan sepanjang jalan.

Namun sebenarnya, bukan soal banyaknya bendera yang terpasang, bukan indahnya warna-warni Penjor yang dimaksudkan, namun bagaimana rakyat ini bisa menikmati kemerdekaan bangsa Indonesia yang telah berumur 78.

78 tahun bukanlah waktu singkat, ibarat manusia, bangsa ini masuk pada masa kematangan disegala hal. Matang dibidang ekonomi, pertahanan dan politik politik.

Sebagai warga negara sejati, tentunya perlu memberikan sumbangsih pemikiran dan karya nyata bagi Negeri tercinta.

Sejauh manakah kemerdekaan bangsa ini setelah menapak usia 78. Dan apa kata mereka tentang makna 78 Indonesia merdeka, berikut pendapat mereka.

Bambang Rudianto, S.Sos., (Kepala Dinas Pariwisata).

Bambang Rudianto, (Kepala Dinas Pariwisata Jember). Menurut pria yang akrab dipanggil Bambang ini, makna kemerdekaan itu adalah sebuah hasil perjuangan dari para pejuang pendiri bangsa, dengan pengorbanan jiwa raga dan segala yang mereka miliki termasuk darah.

Kemerdekaan yang kita rebut dari tangan penjajah, harus terus kita pertahankan, dan itu mengandung konsekuensi antara lain bagaimana kemerdekaan tersebut benar benar bermakna bagi bangsa dan negara.

Di era kekinian, hubungan antar negara membuat mau tidak mau kita harus berbenah diri, belajar menjadi lebih baik, karena ini sebuah keniscayaan bagi negara yang harus melalui fase seperti ini.

Baca Juga : Strategi Pemkab Jember Hadapi El-Nino dan Cegah Inflasi

Yang penting menurut pria penikmat cerutu itu, Kemerdekaan itu harus terus dijaga dalam semua aspek kehidupan, merdeka dalam belajar melalui merdeka belajar dengan program kampus merdeka, merdeka dalam bekerja melalui serikat pekerja dan serikat buruhnya, merdeka dalam beribadah, artinya ada kemerdekaan beribadah sesuai agama dan kepercayaannya, merdeka dalam berpikir, merdeka untuk mendapat penghasilan yang layak, dan merdeka tidak dalam kelaparan, tidak ada rasa takut, itulah makna kemerdekaan yang kini genap 78 tahun.

Prof Dr. Yuni Pantiwati, M.M., M.Pd., (Guru Besar Universitas Muhammadiyah, Malang).

Sementara Prof.DR. Yuni Pantiwati, M.M., M.Pd., Ahli Biologi Universitas Muhamadiyah Malang memandang kemerdekaan yang telah berusia 78
adalah, memperingati kemerdekaan bukan sekedar seremonial saja tetapi lebih ke mengingatkan kita untuk refleksi diri. Apakah yang sudah diperbuat untuk bangsa ini.? Sudahkah kita berkarya, berinovasi, berbuat, berpikir dan bertindak untuk kemajuan bangsa Indonesia. Dan yang paling penting “Teruslah, berinovasi, berkarya mengikuti perkembangan teknologi, namun tetap dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Selanjutnya ibu tiga putra ini berharap agar generasi kekinian bisa tetap memfilter setiap arus tehologi dan budaya dari luar sesuai dengan “Ruh” budaya asli Indonesia, “Teruslah….Berkarya.. dan … Berkarya.” harapnya. (Arya)

Bagikan Ke: